• Beranda
  • Berita
  • Ketum PB IDI: Peserta Muktamar di Aceh tertinggi capai 1.700 orang

Ketum PB IDI: Peserta Muktamar di Aceh tertinggi capai 1.700 orang

23 Maret 2022 01:01 WIB
Ketum PB IDI: Peserta Muktamar di Aceh tertinggi capai 1.700 orang
Tangkapan layar - Ketua Umum PB IDI dr Daeng M Faqih saat memberikan sambutan pada malam Peumulia Jame (penyambutan tamu) peserta Muktamar ke-31 IDI, Stadion Harapan Bangsa, di Banda Aceh, Selasa malam (22/3/2022). ANTARA/HO/Youtube Glamor pro live.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) dr Daeng M Faqih menyebut peserta Muktamar IDI ke-31 di Aceh menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 20 tahun terakhir yakni mencapai 1.700 orang.

"Di Aceh ini aneh, sudah suasananya pandemi tapi peserta resmi yang tercatat malah meningkat bukan menurun mencapai 1.700 orang," kata dr Daeng M Faqih, di Banda Aceh, Selasa malam.

Pernyataan jumlah peserta tersebut disampaikan dr Daeng M Faqih dalam sambutannya pada malam Peumulia Jame (penyambutan tamu) peserta Muktamar ke-31 IDI di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.

Daeng mengatakan, selama dirinya menjadi pengurus PB IDI sejak 20 tahun terakhir, peserta Muktamar yang tercatat resmi biasanya lebih sedikit yakni hanya berkisar antara 1.200 sampai 1.400 orang.

"Sejak saya hampir 20 tahun di PB IDI, setiap muktamar yang ikut tercatat resmi sebagai peserta sampai 1.400 ribu di luar pendamping seperti keluarga," ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Daeng mengharapkan kepada para dokter yang hadir mengikuti Muktamar di Aceh ini dapat menjaga martabat dokter Indonesia dengan mengikuti musyawarah secara baik, tertib dan aman.

Baca juga: Muktamar ke-31 IDI jadikan transformasi kesehatan nasional topik utama

Dirinya berpesan kepada para dokter untuk menumpahkan segala pikiran cerdas yang produktif dalam membahas hal-hal yang berkaitan dengan kedokteran dan pelayanan kesehatan di Indonesia, sehingga kontribusi serta peran IDI semakin nyata.

"Marilah kita bermuktamar dengan baik, melahirkan hal produktif untuk layanan kesehatan di negeri ini," katanya.

Daeng juga menegaskan, niat utama seorang dokter adalah membantu masyarakat, bukan untuk disebut sebagai pahlawan, melainkan benar-benar telah menjadi pilihan. Maka ini harus didedikasikan pada pengabdian kemanusiaan.

"Terutama dokter di Aceh, jadikan ini momentum membantu segala upaya pelayanan yang ada di Aceh, membantu pemerintah dengan pendekatan kolaboratif dengan semua stakeholder demi kemaslahatan baik untuk dokter maupun masyarakat," demikian dr Daeng.

Baca juga: Gubernur harap Muktamar IDI jadi momen tranformasi digital kesehatan
 

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022