• Beranda
  • Berita
  • PLN habiskan 2,7 juta kiloliter minyak untuk menyalakan listrik

PLN habiskan 2,7 juta kiloliter minyak untuk menyalakan listrik

23 Maret 2022 11:37 WIB
PLN habiskan 2,7 juta kiloliter minyak untuk menyalakan listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Pulau Mare, Kota Tidore Kepulauan menyatakan, hingga saat ini terlihat tidak terawat karena belum difungsikan dan terbengkalai. ANTARA/Abdul Fatah.

Pada tahun 2020, pemakaian BBM di pembangkit-pembangkit diesel PLN mencapai 2,7 juta kiloliter atau setara dengan Rp16 triliun.

PT PLN (Persero) memiliki pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) sebanyak 5.200 unit yang tersebar di 2.130 lokasi yang rata-rata berada di daerah terpencil dan terisolasi.

Direktur Mega Proyek PLN Wiluyo Kusdwiharto mengatakan pihaknya menghabiskan 2,7 juta kiloliter bahan bakar minyak (BBM) atau setara Rp16 triliun untuk menyalakan pembangkit-pembangkit diesel tersebut.

"Pada tahun 2020, pemakaian BBM di pembangkit-pembangkit diesel PLN mencapai 2,7 juta kiloliter atau setara dengan Rp16 triliun," kata Wiluyo dalam diskusi bertajuk renewable technology as driver for Indonesia's de-dieselization yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Baca juga: PLN bangun jaringan listrik desa di 98 titik di Jatim pada 2022

PLN menargetkan pengurangan pembangkit listrik diesel secara bertahap untuk mengurangi konsumsi BBM dan meningkatkan target bauran energi baru terbarukan di Indonesia.

Melalui program dedieselisasi, perseroan merencanakan akan mengonversi pembangkit listrik diesel menjadi tiga skema, yakni konversi PLTD menjadi energi baru terbarukan, konversi PLTD menjadi gas, dan konversi PLTD menjadi interkoneksi ke dalam jaringan PLN.

Program konversi PLTD ke energi baru terbarukan atau hybrid ini mempunyai dua skema, yaitu PLTD akan dikonversi menjadi hybrid antara PLTD-PLTS dan baterai," ujar Wiluyo.

Baca juga: Kadin yakini swasta berminat pada pembiayaan sektor EBT

Ia menjelaskan bahwa konversi PLTD ke energi baru terbarukan dilakukan terutama untuk daerah-daerah terpencil dan tidak memiliki sumber energi baru terbarukan alternatif lainnya, seperti air.

Dalam tahap pertama, PLN merencanakan sekitar 212 megawatt PLTD di 183 lokasi akan dikonversi menjadi hybrid dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan battery energy storage system (BESS).

"Kami berharap program konversi PLTD dengan total 499 megawatt ini ke energi baru terbarukan akan dapat menurunkan pemakaian BBM sebesar 67 ribu kiloliter, menurunkan emisi karbon dioksida sebesar 0,3 ton, serta meningkatkan bauran energi sebesar 0,15 persen," pugkas Wiluyo.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022