Angka tersebut naik dari 22,3 persen pada pekan sebelumnya dan 15,8 persen pada dua pekan sebelumnya.
BA.2 menyebar cepat di negara tersebut dan kasus infeksi subvarian itu naik dua kali lipat dalam waktu kurang dari dua pekan, papar data CDC.
Namun meskipun varian Omicron asli masih menyumbang mayoritas dari total kasus COVID-19 di AS, prevalensinya telah turun menjadi 57,3 persen dalam pekan yang berakhir pada 19 Maret.
Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di negara itu, mengatakan dirinya memperkirakan "peningkatan kasus" akibat BA.2, tetapi tidak sebesar lonjakan yang diakibatkan oleh varian lainnya.
Fauci pada Minggu (20/3) mengatakan kepada televisi ABC bahwa galur baru tersebut sekitar 50 sampai 60 persen lebih mudah menular daripada galur Omicron yang pertama.
Ia menambahkan bahwa galur itu berpotensi mengambil alih posisi sebagai galur dominan di AS.
Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022