Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan menganggarkan sebesar Rp5 triliun untuk dana abadi kebudayaan Indonesiana, yang saat ini telah terkumpul Rp3 triliun.
"Di 2020 kita sudah mengalokasikan Rp1 triliun yang dikelola LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan), namun ada wadah tersendiri. Di 2021 kita masukkan Rp2 triliun sehingga total sekarang Rp3 triliun," kata Sri Mulyani dalam Peluncuran Dana Abadi Kebudayaan yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Dengan Rp3 triliun, tahun lalu dana abadi kebudayaan telah mulai mendapatkan return sebesar Rp45 miliar.
Adapun di 2022 diperkirakan return yang akan didapat mencapai Rp165 miliar sehingga terdapat Rp200 miliar return dana abadi kebudayaan yang dapat dihibahkan pada para budayawan dan seniman di Indonesia.
"Tahun ini dana abadi kebudayaan belum dialokasikan, tapi nanti kita lihat. Karena untuk LPDP ada alokasi Rp20 triliun, kemungkinan kita bisa sisihkan untuk dana abadi pendidikan Rp1 triliun sehingga untuk LPDP Rp19 triliun," katanya.
Diharapkan dana abadi kebudayaan bertajuk 'Indonesiana' yang didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor (Perpres) Nomor 111 Tahun 2021 tentang Dana Abadi di Bidang Pendidikan dapat memenuhi target pemerintah sebesar Rp5 triliun pada 2023 mendatang.
Sri Mulyani pun mendukung budayawan dan seniman yang dinilai memahami kebudayaan nasional baik secara praktik maupun teori untuk menjadi penentu penerima hibah nantinya.
"Saya berharap bisa dikembangkan dan dipertanggungjawabkan cara penentuan suatu pihak berhak mendapatkannya. Sehingga rakyat bisa betul2 menggunakannya untuk mengembangkan ekosistem kebudayaan Indonesia," katanya.
Baca juga: Puan: dana abadi kebudayaan minimal Rp5 triliun
Baca juga: Beasiswa LPDP tahap satu dibuka hingga 27 Maret 2022
Baca juga: Kiat buat esai maksimalkan potensi raih beasiswa LPDP
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022