Kupang (ANTARA NTT) - Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD NTT, Kristo Blasin, menyerukan bantuan air bersih bagi 599 jiwa dari 192 kepala keluarga di Dusun Wolomude dan Dusun Hubin Natar Desa Teka Iku Kecamatan Kange Kabupaten Sikka.... mendesak untuk menyelamatkan ratusan warga di Wolomude dan Dusun Hubin Natar Desa Teka Iku. Mereka krisis air bersih dan terpaksa mengonsumsi air dari daun pisang dan pohon ara yang ada di lingkungan sekitar...
"Bantuan kemanusiaan ini penting dan mendesak untuk menyelamatkan ratusan warga di Wolomude dan Dusun Hubin Natar Desa Teka Iku. Mereka krisis air bersih dan terpaksa mengonsumsi air dari daun pisang dan pohon ara yang ada di lingkungan sekitar," katanya di Kupang, Sabtu.
Ia mengatakan hal tersebut menanggapi pengaduan sekitar 129 kepala keluarga atau sekitar 599 jiwa warga Dusun Wolomude dan Dusun Hubi Natar Desa Teka Iku, Kecamatan Kange, Kabupaten Sikka, tentang itu.
"Dalam jangka waktu pendek juga selain bantuan darurat, perlu dipikirkan upaya penanggulangan jangka menengah berupa pompa air dan pembuatan sumur pantek untuk mengatasi krisis air," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan laporan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTT, hingga akhir 2010, sebanyak enam kabupaten dari 21 kabupaten/kota di Provinsi NTT rawan atau kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Keenam kabupaten yang masih rawan air bersih itu yakni Kabupaten Ende, khususnya Pulau Ende, Sikka di Desa Palue, Flores Timur di Pulau Solor, Belu di Atapupu, Kabupaten Kupang di Sulamu serta Sumba Timur di Desa Aha.
Disebut sebagai daerah rawan air bersih, karena masyarakat di daerah tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan air minum sesuai ketentuan, yakni dalam sehari sebanyak 30 liter/orang.
"Mereka hanya memanfaatkan sumur gali yang debit airnya sangat terbatas, sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan air minum per hari," katanya.
Hal ini dapat dilihat pada Kabupaten Sikka dan Kabupaten Kupang seperti warga desa Kuanheum Kacamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur selama puluhan tahun berada dalam kesulitan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk mandi, cuci dan kakus (MCK).
"Untuk mendapatkan satu jerigen air bersih, mereka rela berjalan kaki sejauh tiga kilometer, melalui jalan setapak yang terjal dan licin kalau pada musim hujan dan hal itu mereka lakoni selama perpuluh tahun," katanya.
Ia mengatakan keadaan lebih sulit lagi apabila tiba musim kemarau, mata air yang selama ini menjadi satu-satunya sumber pemenuhan air bersih tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan warga sehingga terpaksa sebagian memilih mengonsumsi air kali.
"Ini masalah utama yang dihadapi masyarakat Desa Kuanheum selama puluhan tahun dan sangat membutuhkan bantuan dan aluran tangan pihak lain untuk mengatasi persoalan tersebut," katanya.
Penderitaan itu katanya akan segera berakhir dengan kehadiran Kelompok Kompas Gramedia yang memberi bantuan air bersih di desa itu berupa pembangunan instalasi perpipaan dan bak-bak penampung termasuk bak penyaring/pengolahan air kali. (ANT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011