Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo menyampaikan apresiasi atas dukungan dari pemangku kepentingan dan masyarakat yang terlibat aktif dan antusias dalam reaktivasi jalur kereta api lintas Cibatu-Garut di Jawa Barat.KAI menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada masyarakat di Garut dan sekitarnya sehingga reaktivasi jalur ini dapat dilaksanakan.
"KAI menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada masyarakat di Garut dan sekitarnya sehingga reaktivasi jalur ini dapat dilaksanakan," kata Didiek dalam acara peresmian Stasiun Garut, Kamis.
Didiek menjelaskan, reaktivasi jalur KA lintas Cibatu-Garut dilatarbelakangi oleh komitmen untuk menyediakan jasa transportasi kereta api yang terjangkau bagi masyarakat Garut dan sekitarnya menuju keluar kota.
Baca juga: Menhub resmikan stasiun dan reaktivasi jalur KA lintas Garut-Cibatu
Selain itu, KAI juga berupaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, termasuk membantu pengusaha kecil di sekitar stasiun untuk memasarkan produk-produknya.
Ia menyebut, reaktivasi jalur tersebut didukung oleh Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 50 Tahun 2020 tentang Penugasan kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian Umum Lintas Cibatu-Garut.
Untuk mendukung upaya reaktivasi lintas Cibatu-Garut sepanjang 19,063 km ini, masyarakat juga turut berpartisipasi dengan bersedia direlokasi.
Sebanyak 77 bangunan permanen dan semi permanen dan 911 kepala keluarga terdampak dari kegiatan tersebut. "Kami buatkan prasasti bagi masyarakat terdampak di setiap stasiun sebagai apresiasi," ujarnya.
Baca juga: PT KAI uji coba KA Garut-Cibatu gratis pada Selasa dan Kamis
Sejalan dengan reaktivasi jalur, KAI juga sekaligus mengoperasikan kereta api lokal PSO Garut Cibatuan dan KA Cikuray.
Lanjut dia, kegiatan reaktivasi dan pembangunan tiga stasiun yaitu Stasiun Garut, Stasiun Wanaraja, dan Stasiun Pasirjengkol tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp352 miliar.
Stasiun tersebut dilengkapi fasilitas ruang VIP, laktasi, ruang kesehatan, keamanan, dan bangunan masjid, dan fasilitas bagi UMKM. "Namun demikian, KAI tetap mempertahankan bangunan-bangunan tersebut sebagai bagian dari sejarah," pungkas Didiek.
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022