Platform digital ruangbelajar dari Ruangguru memiliki fitur adaptif yang dapat membuat siswa/peserta didik mempelajari materi atau konsep secara lebih mendalam.Fitur ini memberikan pengalaman belajar yang terpersonalisasi sesuai kebutuhan belajar masing-masing siswa
Dilansir dari laman resmi Ruangguru di Jakarta, Kamis, video pembelajaran konsep kilat untuk jenjang SMP dan SMA dapat ditemui dalam fitur adaptif pada aplikasi Ruangguru.
Fitur ini memberikan pengalaman belajar yang terpersonalisasi sesuai kebutuhan belajar masing-masing siswa. Di tengah video belajar, guru akan mengecek pemahaman siswa melalui beberapa pertanyaan. Pilihan jawaban yang diambil akan menentukan arah kelanjutan dari video pembelajaran.
Apabila peserta didik memilih 'Paham', maka guru akan melanjutkan penjelasan ke topik selanjutnya. Namun, apabila siswa memilih 'Bingung', maka guru akan kembali mengulang materi yang belum dipahami siswa.
Begitu pula dengan kuis-kuis seputar pelajaran yang muncul sepanjang video. Ketika siswa memilih jawaban yang salah, maka secara otomatis guru akan memberi pembahasan mengenai jawaban yang benar.
Selain itu, siswa juga bisa memilih ingin video belajar dijelaskan secara “Cepat” atau “Detail” tergantung pada kebutuhan dan gaya belajar masing-masing. Fitur adaptif ini menjadi keunggulan Ruangguru dan belum ditemukan di aplikasi belajar serupa di Indonesia.
Fitur adaptif ini dibangun karena sistem pembelajaran yang umum di Indonesia membuat siswa mempelajari materi di permukaan saja, belum secara mendalam.
Mengutip Marton and Säljö (1976), terdapat dua jenis pendekatan belajar yaitu deep learning dan surface learning. Surface Learning membuat siswa fokus pada tujuan eksternal seperti mendapatkan nilai/penghargaan atau menyenangkan orang lain.
Sedangkan deep learning, ditandai dengan kemauan siswa untuk mendalami suatu materi dan adanya motivasi dari dalam diri mereka untuk mengetahui dan memahami lebih banyak, seringkali melampaui apa yang dibutuhkan oleh penilaian atau kurikulum.
Siswa yang menerapkan deep learning dapat lebih mudah meraih prestasi dan juga memiliki emotional wellbeing yang lebih baik. Di sisi lain, siswa yang memilih surface learning cenderung mudah cemas dan tertekan, hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka sehingga akhirnya mendapat hasil yang kurang baik.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022