Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, menyampaikan pertumbuhan M2 tersebut tetap kuat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Januari 2022 yang sebesar 12,8 persen (yoy).
Perkembangan M2 terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 18,3 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 5,9 persen (yoy).
Baca juga: BI: Uang beredar tumbuh 12,9 persen jadi Rp7.643,4 triliun di Januari
Peningkatan uang beredar dalam arti luas pada Februari 2022 juga sejalan dengan berlanjutnya akselerasi penyaluran kredit di tengah perlambatan ekspansi keuangan pemerintah dan aktiva luar negeri bersih.
Ia menuturkan penyaluran kredit tumbuh sebesar 5,9 persen (yoy) pada bulan kedua tahun ini atau meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 5,4 persen (yoy), yang seiring dengan peningkatan penyaluran kredit produktif maupun konsumtif.
Sementara itu, ekspansi keuangan pemerintah yang tercermin dari tagihan bersih kepada pemerintah pusat tumbuh sebesar 42,7 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Januari 2022 sebesar 48,1 persen (yoy).
Baca juga: BI catat uang beredar Desember 2021 meningkat jadi Rp7.867,1 triliun
Hal tersebut disebabkan oleh perlambatan tagihan sistem moneter kepada pemerintah pusat berupa kepemilikan surat berharga negara.
Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh 1,4 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 1,8 persen (yoy).
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022