Baca juga: "YUNI" akan tayang terbatas di bioskop mulai besok
Pada kesempatan yang sama, poster dan trailer "Gara-Gara Warisan" untuk pertama kalinya juga resmi dirilis. Film ini diproduseri oleh Ernest Prakarsa dan Chand Parwez Servia.
"Gara-Gara Warisan" meramu konflik drama perseteruan serta komedi keluarga. Film ini bercerita tentang tiga bersaudara yang tidak pernah akur dan terpaksa bersaing memperebutkan warisan berupa sebuah guest house milik ayah mereka, Dahlan (Yayu Unru).
Ketiga kakak-beradik itu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Adam (Oka Antara), anak sulung yang menyalahkan sikap keras ayahnya untuk kegagalan-kegagalan hidupnya. Laras (Indah Permatasari), anak tengah yang berjiwa independen dan idealis. Sementara Dicky (Ge Pamungkas), anak bungsu kesayangan ayahnya yang dimanja sejak kecil dan tumbuh sebagai pemuda bengal.
Parwez mengatakan pihaknya telah menyiapkan film "Gara-Gara Warisan" untuk menjadi pilihan di hari lebaran. Terlebih, film ini mengangkat isu keluarga yang dekat dekat banyak orang. Ia menilai unsur drama yang dibalut dengan komedi menjadi hiburan solid yang menjadi suguhan menarik bagi penonton Indonesia.
"Ini karya yang kita betul-betul persiapkan untuk menjadi pilihan di lebaran. Pasti akan banyak film lain, tetapi kita tahu, perayaan hari kemenangan kita butuh sesuatu yang juga bisa terhibur dan relate, di sini semuanya ada," kata Parwez saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Ernest, yang sebelumnya memproduseri dua film, kini mempercayakan tugas penyutradaraan kepada Acho. Sebelumnya, Acho bergabung dalam proyek Ernest untuk film "Milly & Mamet" serta "Imperfect" sebagai konsultan komedi.
"Dari masukan-masukan yang Acho kasih ke saya ketika kami mengerjakan film, saya bisa menilai, saya rasa Acho sudah siap (untuk menyutradarai film). Makanya, saya mencoba untuk ngomong ke pak Parwez," ujar Ernest.
Menurut Ernest, premis film ini telah tercetus sejak lama ketika dirinya berdiskusi bersama Parwez. Setelah sempat tertunda, cerita "Gara-Gara Skenario" kemudian dikembangkan oleh Acho. Selain sebagai sutradara, Acho juga didapuk sebagai penulis skenario.
Sementara itu, Acho menilai bahwa premis cerita mengenai konflik pembagian warisan di dalam keluarga memberinya kesempatan untuk mengeksplorasi banyak sudut pandang.
"Ketika diceritakan (premis) itu, ada beberapa karakter yang tiba-tiba bikin gue keingetan sama orang-orang yang ada di sekeliling yang mungkin pernah mengalami hal sama, punya latar belakang sama. Terus ketika kami mengobrol, kok, kayaknya bisa jadi satu cerita, nih, yang solid kalau kami gabung-gabungkan," kata Acho.
Melalui film ini, Acho mengatakan dirinya tak hanya ingin menunjukkan kemasan komedi dan hiburan, tetapi juga menggarisbawahi kemasan drama yang membawa pesan penting mengenai kepercayaan (trust) di dalam sebuah keluarga.
"Kami percaya bahwa premis 'Gara-Gara Warisan' ini bisa menjadi drama komedi keluarga yang solid untuk bisa dijadikan hiburan lebaran," ujarnya.
Baca juga: Starvision turut produseri film baru Mouly Surya "Perang Kota"
Baca juga: Starvision-Falcon Pictures garap film Buya HAMKA
Baca juga: Seperti apa produksi dan promosi film di masa normal baru?
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022