Situ Sipatahunan tepatnya berada di RW 5 Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah atau berjarak 13 kilometer dari pusat Kota Bandung. Maka danau buatan itu menjadi lokasi wisata alam yang jaraknya cukup dekat dibandingkan wisata danau lainnya di Ciwidey atau Pangalengan, yang berjarak sekitar 50 kilometer dari Kota Bandung.
Danau buatan yang terbentuk sebelum Indonesia merdeka itu, awalnya dimanfaatkan untuk menampung air yang digunakan untuk kebutuhan masyarakat setempat, baik untuk pertanian atau untuk rumah tangga.
Adapun air yang tertampung di danau buatan yang memiliki luas 2 hektare itu berasal dari mata air yang terletak di bukit sebelah selatan danau tersebut.
Namun kini di tahun 2022, Situ Sipatahunan tampak terabaikan dari campur tangan pemerintah. Selain banyak sampah, fasilitas umum yang ada di lokasi tersebut pun sudah tak layak digunakan oleh pengunjung.
Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan bahwa lahan di Situ Sipatahunan adalah milik Pemerintah Kabupaten Bandung. Sehingga, ia memastikan penataan akan berjalan lebih mudah.
"Secara peraturan bisa ditempuh. Intinya, kita dari pemerintah siap mendukung, tempat ini jadi tempat untuk keberkahan masyarakat," kata Dadang.
Potensi wisata
Selain danau buatan yang menawarkan keindahan, lokasi tersebut juga memiliki sejumlah situs yang cukup memiliki daya tarik bagi wisatawan lokal maupun luar daerah.
Di perbukitan yang berada di sebelah selatan danau tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Wawan A Ridwan menyebut ada situs air terjun.
Tentunya potensi-potensi tersebut, kata Wawan, akan digali untuk membuat Situ Sipatahunan menjadi destinasi wisata yang ideal untuk dituju masyarakat.
"Potensi alamnya kan sudah ada, ada situ (danau), ada lingkungan yang asri, sejuk, dan mata air juga," kata Wawan saat dihubungi di Bandung, Jawa Barat, Sabtu. Maka dari sejumlah kekayaan alam dan budaya, Situ Sipatahunan tentunya berpotensi menjadi kekuatan wisata baru di Kabupaten Bandung jika komitmen pemerintah untuk menata kawasan tersebut dapat terealisasi.
"Ini merupakan potensi yang cukup bisa diandalkan, tapi harus ada penataan-penataan yang memang tidak bisa sekaligus ya, bertahap," kata Wawan.
Rencana penataan
Wawan mengatakan kini pihaknya telah menyusun masterplan untuk menata kawasan tersebut menjadi lebih layak untuk didatangi wisatawan. Kemudian, kata dia, Disparbud bakal segera membuat Detail Engineering Design (DED).
"Kita koordinasi lintas sektoral ya, karena dari sisi penguasaan aset itu di bawah Disperkimtan (Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanian) Kabupaten Bandung," katanya.
Rencana untuk tahun 2022, kata Wawan, pihaknya akan membuat jogging track atau tempat pejalan kaki. Karena di bantaran danau tersebut kini masih berupa aspal dan sebagiannya masih berupa bebatuan.
Lalu pihaknya juga akan membuat atau merevitalisasi sejumlah fasilitas umum seperti toilet hingga tempat ibadah bagi wisatawan. Termasuk, penataan kawasan bagi pedagang atau warung-warung juga akan disiapkan.
"Ya intinya penataan itu juga dilakukan agar Situ Sipatahunan itu tidak kumuh lagi," kata Wawan.
Hal yang tak kalah penting, menurutnya pola pikir masyarakat juga perlu dibentuk untuk menyikapi adanya potensi wisata tersebut.
Karena menurutnya jika wisatawan atau masyarakat setempat masih membuang sampah sembarangan di kawasan tersebut, maka penataan menuju lokasi yang lebih alami sulit untuk tercapai.
"Tapi yang paling penting itu pola pikir masyarakat, dan kenyamanan orang berwisata juga terjaga" kata dia.
Wawan berharap penataan Situ Sipatahunan nantinya bisa menjadikan destinasi tersebut bersaing dengan lokasi wisata lainnya seperti Situ Bagendit yang ada di Kabupaten Garut, atau Situ Ciburuy di Kabupaten Bandung Barat yang kini juga tengah direvitalisasi.
Berdayakan masyarakat
Pengembangan wisata Situ Sipatahunan tersebut, awalnya merupakan permohonan dari lembaga adat masyarakat yang terdiri dari tiga rukun warga (RW) di Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah.
Mereka memohon perhatian pemerintah dapat kembali tertuju ke danau buatan yang kini sudah terbengkalai wujudnya. Kemudian lembaga adat setempat juga meminta agar mereka dapat turut mengelola wisata Situ Sipatahunan.
"Secara administrasi itu tidak ada masalah, tinggal tahapannya seperti apa berdasarkan regulasi yang ada," kata Wawan.
Karena bagaimanapun aset tersebut masih merupakan milik pemerintah daerah. Sehingga menurutnya ada beberapa tahap jika aset tersebut akan dikelola oleh pihak selain pemerintah.
Meski begitu, menurutnya penataan tersebut tak lain adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Karena potensi alam, budaya, seni, hingga ekonomi kreatif, menurutnya ada di Situ Sipatahunan.
Sementara itu, Perwakilan warga pengelola Situ Sipatahunan Dewi Sugiarti mengatakan sekitar tahun 1980, jambore pramuka nasional pernah digelar di lokasi tersebut. Sehingga Situ Sipatahunan, kata dia, sebetulnya pernah berjaya pada masanya.
Namun sejak ia beranjak dewasa, menurutnya situs tersebut semakin terbengkalai. Beberapa wacana penataan sebelumnya pernah diumumkan oleh pemerintah daerah, tetapi hal tersebut belum pernah terealisasi.
"Makanya dengan bupati yang sempat ke sana kemarin, saya harap ini bakal terealisasi, karena kan ini juga untuk kita dalam jangka panjang," kata Dewi.
Dengan wacana penataan tersebut, ia berharap kawasan Situ Sipatahunan dapat menjadi kampung wisata dan memberdayakan masyarakat. Dengan begitu, sejumlah warga yang sebelumnya pengangguran nantinya dapat berpenghasilan.
"Nanti lowongan kerja juga ada, menyerap tenaga kerja masyarakat, dan investasi juga ada," katanya.
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022