• Beranda
  • Berita
  • Badak Sumatera di Way Kambas bernama Rosa melahirkan bayi betina

Badak Sumatera di Way Kambas bernama Rosa melahirkan bayi betina

28 Maret 2022 16:55 WIB
Badak Sumatera di Way Kambas bernama Rosa melahirkan bayi betina
Badak Sumatera di TNWK Way Kambas. (ANTARA/Muklasin)
Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) bernama Rosa di Pusat Penangkaran Badak Sumatera Taman Nasional Way kambas (TNWK) melahirkan anak berjenis kelamin betina.

Siaran Pers Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang disiarkan Balai TNWK diterima di Lampung Timur, Senin, menyebutkan anak badak sumatera itu lahir pada Kamis (24/3), pukul 11.44 WIB.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Wiratno menyampaikan anak badak ini hasil perkawinan badak jantan bernama Andatu dan badak betina bernama Rosa.

Kelahiran anak badak Rosa ini menambah jumlah badak yang berada di SRS TNWK menjadi delapan ekor.

Selain badak Rosa, badak lain yang saat ini menempati SRS TNWK adalah Bina (betina), Ratu (betina), Andalas (jantan), Harapan (jantan), Andatu (jantan), dan Delilah (betina).

“Kelahiran badak sumatera ini merupakan sebuah kabar gembira di tengah upaya Pemerintah Indonesia dan mitra kerja meningkatkan populasi badak sumatera,” katanya.

Wiratno menyampaikan terima kasih atas kerja tim dokter hewan dan para perawat yang terus-menerus mengawasi perkembangan kebuntingan badak Rosa hingga perawatan pascapersalinan.

Berdasarkan keterangan Ketua Tim Dokter Hewan SRS TNWK drh. Zulfi Arsan, Rosa menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan sekitar pukul 09.00 WIB. Proses kelahiran selama hampir tiga jam sampai dengan bayi badak lahir.

Baca juga: Penyelamatan populasi badak sumatra sangat penting saat ini

Seluruh proses melahirkan serta kesehatan induk dan anak pascakelahiran diawasi tim dokter hewan SRS TNWK dari Yayasan Badak Indonesia (YABI), antara lain drh. Ni Made Ferawati, drh. Aprilia Widyawati, dan drh. Vidi Saputra, di bawah koordinasi drh. Zulfi Arsan.

Dalam membantu persalinan Rosa hingga penanganan pascapersalinan, tim dokter hewan dibantu para perawat satwa terdiri atas Sugiyanto, Soca Adi Fatoni, dan Lamijo.

Tim dokter hewan yang terdiri atas drh. Dedi Candra dari Ditjen KSDAE KLHK, drh. Diah Esti Anggraini dari Rumah Sakit Gajah Balai TNWK dan drh. Bongot Huaso Mulia dari Taman Safari Indonesia juga terlibat dalam tim tindakan siaga persalinan dan perawatan pascapersalinan Rosa.

Dukungan dari masyarakat internasional juga didapatkan dengan hadirnya drh. Scott Citino dari White Oak Conservation serta perawat satwa senior Paul Reinhart dari Cincinnati Zoo, Amerika Serikat untuk membantu tim dokter hewan SRS TNWK, apabila diperlukan, seperti pada kelahiran Andatu dan Delilah.

Pakar Reproduksi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University Dr. drh. Muhammad Agil, MSc.Agr juga terlibat dalam mendukung tindakan siaga persalinan.

Berdasarkan keterangan Drh. Zulfi Arsan, selama kebuntingan badak Rosa mendapatkan pemberian tambahan hormon penguat janin hingga menjelang masa melahirkan. Pemeriksaan kesehatan kebuntingan juga dilakukan secara rutin dengan menggunakan alat Ultrasonografi (USG), disamping itu pemberian pakan yang baik dan cukup, serta pemantauan perilaku untuk mendukung kebuntingan.

Baca juga: Lindungi populasi, Aceh Timur akan miliki Suaka Badak Sumatera

Kepala Balai TNWK Kuswandono menjelaskan enam tahun yang lalu, SRS TNWK menjadi tempat kelahiran Delilah, badak betina adik dari Andatu. Sebelumnya, Andatu lahir di SRS TNWK pada 23 Juni 2012. Badak Andatu merupakan badak sumatera pertama di Asia yang lahir dalam penangkaran selang 124 tahun sejak kelahiran anak badak sumatera terakhir di Calcutta Zoo, India.

Andatu lahir dari hasil perkawinan badak jantan Andalas dan induk Ratu. Badak Andatu telah berhasil mengawini badak Rosa dan berhasil bunting menunjukkan program SRS TNWK sukses menghasilkan keturunan badak sumatera.

“Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas adalah satu-satunya tempat pengembangbiakan badak sumatera secara alami dengan dukungan teknologi serta kolaborasi keahlian, baik dari dalam dan luar negeri. SRS TNWK yang diresmikan pada tahun 1998 merupakan program kerja sama antara Balai TNWK KLHK dengan YABI untuk menghasilkan anak badak sumatera sebanyak-banyaknya, sesuai kondisi yang aman untuk mempertahankan keberlangsungan hidup spesies badak sumatera yang kini terancam punah,” katanya.

Baca juga: Jumlah tak lebih 100, penyelamatan badak sumatera libatkan masyarakat
Baca juga: Populasi badak sumatera terbanyak ada di TN Way Kambas
Baca juga: Ahli: Hanya Leuser Barat Populasi Badak Sumatera yang terjaga

Pewarta: Triono Subagyo dan Muklasin
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022