Universitas Brawijaya (UB) mengejar target akreditasi internasional setidaknya sebelum masa jabatan Rektor Prof Nuhfil Hanani selesai, yakni 63 program studi terakreditasi internasional harus bisa terselesaikan.Target ini tidak lepas dari rencana jangka panjang UB menjadi universitas kelas dunia
"Target ini tidak lepas dari rencana jangka panjang UB menjadi universitas kelas dunia, dimana salah satu indikatornya adalah reputasi akademik, sehingga sudah semestinya program studi diakui dan berstandar internasional,” kata Rektor UB, Prof Dr Nuhfil Hanani di Malang, Jawa Timur, Senin.
Nuhfil mengatakan UB menjadi salah satu perguruan tinggi yang diharapkan Kemendikbudristek dapat mempercepat realisasi World Class University (WCU), karena UB dinilai cukup agresif dan progresif di usia yang terbilang masih muda dibanding Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) lainnya.
“Sebelumnya, program studi yang telah terakreditasi internasional di UB mencapai 41 prodi. Biasanya tiap tahun bertambah 10 prodi, tapi di tahun ini kita targetkan 63 prodi. Ini luar biasa dan bersyukur semua dekan semangat bersama-sama bekerja mempercepat UB meraih status WCU,” ujarnya.
Berbagai manfaat didapatkan dengan adanya akreditasi internasional tersebut, antara lain UB akan semakin dikenal di kancah internasional, sehingga akan menarik lebih banyak mahasiswa asing untuk berkuliah di UB. Selain itu, diharapkan dengan capaian akreditasi internasional bisa berpengaruh pada pemeringkatan dunia.
Baca juga: UB perguruan tinggi terbaik pertama versi Webometrics
Baca juga: Universitas Brawijaya perketat prokes pada hari pertama kuliah hybrid
“Saat ini sudah ada beberapa prodi masuk pemeringkatan by subject, seperti pertanian, ekonomi, dan kedokteran. Insya Allah dengan akreditasi internasional ini akan menambah subyek yang masuk pemeringkatan atau meningkatkan ranking yang sebelumnya,” kata Rektor.
Senada dengan Prof Nuhfil, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Dr Shinta Hadiyantina menambahkan capaian akreditasi internasional UB dapat meningkatkan reputasi di mata internasional selain memenuhi target IKU 8 Kemendikbudristek.
"Mahasiswa dapat melakukan transfer kredit perkuliahan karena SKS setara dengan European Credit Transfer and Accumulation System (ECTS) di Eropa. Selain itu, perolehan status akreditasi internasional akan diajukan konversi menjadi peringkat Unggul ke BAN-PT," kata dosen FH tersebut.
Ada banyak lembaga Akreditasi dan Sertifikasi Internasional yang sudah digunakan oleh UB, antara lain ABEST 21, ASIIN, IABEE, IFT, ACCA dan AUNQA.
Saat ini yang sedang melakukan visitasi akreditasi internasional pada sejumlah fakultas, di antaranya FIB, FH, dan FPIK adalah AQAS.
Agentur zur Qualitätssicherung an Hochschulen mit Sitz in Köln atau AQAS merupakan lembaga pemeringkatan internasional yang berbasis di Jerman.
AQAS melakukan visitasi akreditasi pada program studi di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) yang dibagi menjadi tiga klaster.
Klaster pertama telah dilakukan visitasi pada Senin hingga Jumat (21-25/3) adalah Sastra Jepang, Sastra Cina, Pendidikan Bahasa Jepang, Pendidikan Bahasa, dan Sastra Indonesia.
Sementara untuk klaster kedua akan dilakukan visitasi pada bulan Mei untuk Program Studi Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra Prancis, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Magister Ilmu Linguistik.
Untuk Klaster 3, yaitu Program Studi Seni Rupa Murni dan Program Studi Antropologi akan dilaksanakan pada bulan Juli 2022.
Baca juga: Universitas Brawijaya dorong hilirisasi produk hasil riset dan inovasi
Baca juga: Universitas Brawijaya perkuat pendampingan riset dan inovasi
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022