"Keberhasilan di tahun 2021 ini tidak lepas dari upaya IPCM untuk terus merespons kondisi ekonomi global dengan memperkuat pendekatan market baru dalam rangka perluasan pasar," kata Direktur Utama IPCM Amri Yusuf dalam pernyataan di Jakarta, Selasa.
Ia juga memaparkan IPCM membukukan pendapatan sebesar Rp820 miliar di tahun 2021, atau naik sebesar 18 persen dibanding tahun sebelumnya Rp697 miliar berkat perluasan pasar yang diperoleh dari jasa pelayanan kapal, jasa pengangkutan dan jasa pengelolaan kapal.
"Selain telah menambah empat kapal tunda dengan daya 2x2200 HP, kami juga telah memulai proses penambahan satu kapal tunda dengan daya 2x2200 HP dan tiga kapal pandu dengan daya 2x300 HP guna mendukung perluasan pasar tersebut," kata Amri Yusuf.
Ia mengatakan jasa pelayanan kapal diperoleh dari penundaan kapal (towage) sebesar Rp718 miliar yang memberikan kontribusi 87,6 persen dari total pendapatan, pemanduan (pilotage) sebesar Rp45 miliar yang memberikan kontribusi 5,5 persen, jasa pengelolaan kapal sebesar Rp54 miliar yang memberikan kontribusi 6,6 persen serta jasa maritim lainnya sebesar Rp 2,5 miliar.
Pendapatan jasa kapal berdasarkan segmen terdiri dari Pelabuhan Umum, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS), dan Terminal Khusus (Tersus). Pendapatan TUKS pada tahun 2021 meningkat tajam 93 persen menjadi Rp206 miliar pada akhir 2021, sedangkan pendapatan Tersus mengalami kenaikan signifikan 52 persen menjadi Rp134 miliar. Sementara itu, pendapatan Pelabuhan Umum turun 4 persen menjadi Rp424 miliar karena masih terpengaruh pandemi.
Peningkatan pendapatan disertai oleh efisiensi di beban umum dan administrasi yang turun 10 persen menjadi Rp90 miliar serta penurunan yang tinggi dalam beban operasi lainnya sebanyak 85 persen menjadi Rp6 miliar.
Dengan demikian, IPCM berhasil mencatat laba usaha sebesar Rp159 miliar, naik signifikan 78,5 persen. Pada akhir 2021 Perseroan berhasil membukukan peningkatan laba bersih sebesar 70 persen menjadi Rp137 miliar.
Pada 2021, total aset perseroan relatif stabil dengan kenaikan 1,4 persen menjadi Rp1,43 triliun dan liabilitas yang turun 14 persen menjadi menjadi Rp271 miliar.
Perusahaan juga tercatat dalam kondisi keuangan yang baik, termasuk dalam hal likuiditas dimana rasio kas terhadap aset lancar mencapai 76,7 persen serta memiliki modal yang kuat untuk kebutuhan modal kerja dan rencana ekspansi yang tengah berjalan.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022