Ketua Umum Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia Mariyah mengatakan perpustakaan perguruan tinggi harus dapat melakukan transformasi agar dapat menghasilkan lulusan yang mampu melakukan inovasi.
“Perpustakaan kampus harus dapat melakukan transformasi, untuk menghasilkan lulusan yang mampu melakukan inovasi untuk banyak orang. Salah satunya adalah mengurangi koleksi konvensional, dan beralih ke koleksi digital yang kini lebih ramah pengguna,” ujar Mariyah dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bidang Perpustakaan yang diselenggarakan Perpusnas di Jakarta, Rabu.
Dia menambahkan bagi kampus yang memiliki keterbatasan dana, maka dapat bekerja sama dengan Perpusnas karena sudah menyediakan ribuan buku elektronik yang dapat diakses masyarakat.
Mariyah menyarankan agar semua pihak yang terlibat mengelola perpustakaan agar semakin tinggi memanfaatkan ruang digital yang kini sangat banyak tersedia.
Baca juga: Kementerian PPPA dorong Perpusnas budayakan gemar membaca
“Ruang maya sekarang sangat potensial, termasuk layanan digital yang masuk dalam layanan yang harus ditransformasi. Penyediaan dokumen untuk riset secara daring, dan aktivasi laman situs perpustakaan sebagai pintu masuk perpustakaan virtual adalah kewajiban saat ini,” kata dia.
Ketua Forum Perpustakaan Digital Indonesia, Jonner Hasugian, mengakui masih banyak perpustakaan di Tanah Air yang belum tersentuh digitalisasi. Tapi, perubahan adalah keharusan, meski itu berjalan perlahan.
“Karena perpustakaan digital memiliki begitu banyak kelebihan, pengguna bisa melakukan akses jarak jauh. Perpustakaan digital juga menawarkan akses tanpa batas (unlimited), satu sumber bisa diakses banyak orang, realtime, dan kemudahan akses karena berjejaring,” kata Jonner.
Ketua Umum Forum Perpustakaan Umum Indonesia, Usman Asshidiqi Qohara, mengatakan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan suatu pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan.
“Dulu perpustakaan adalah pusatnya orang-orang pintar yang cenderung serius. Tapi sekarang citra perpustakaan itu kini sudah berubah jauh, bahkan menjadi salah satu tempat rekreasi. Perpustakaan kini didirikan untuk menghasilkan pengetahuan, produktivitas dan kemandirian,” kata Usman.***3***
Baca juga: Kemendikbudristek: Perpustakaan sekolah bagian dari pembelajaran
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022