Berbagai upaya untuk menjaga kesehatan terus dilakukan demi anak di dalam kandungan.
Perempuan yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan itu, memulai pola hidup bersih dan sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang sesuai kebutuhan selama masa kehamilan.
Demi kesehatan dirinya dan anak dalam kandungan, maka ia selalu memastikan bahwa asupan kaya akan makronutrien, seperti karbohidrat, potrein, lemak, serta mikronutrien, antara lain vitamin dan mineral telah terpenuhi dengan baik.
Selain mengonsumsi makanan bergizi seimbang, ia juga rutin melakukan olah raga yang aman untuk ibu hamil, salah satunya dengan berjalan kaki berkeliling area perumahan tempat tinggalnya.
Setiap satu bulan sekali dirinya juga melakukan kontrol rutin ke fasilitas kesehatan untuk memastikan kondisi ibu dan bayi di dalam kandungan sehat. Bahkan, jika ada keluhan dan kondisi tubuh sedang kurang prima, dia juga akan langsung menuju fasilitas kesehatan terdekat untuk mengecek segala sesuatunya.
Di samping berbagai upaya tersebut, dia juga bersyukur karena pada saat ini telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 secara lengkap, mulai dosis pertama hingga dosis ketiga atau penguat.
Baca juga: Dokter ingatkan pentingnya vaksinasi penguat bagi ibu hamil
Baginya, vaksinasi merupakan salah satu bentuk ikhtiar karena pada masa pandemi COVID-19 yang belum berakhir ini, vaksinasi merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan perlindungan bagi individu dari penularan virus corona tersebut.
Kendati demikian, walaupun sudah tervaksinasi hingga dosis ketiga, dia juga tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan sebagai bentuk ikhtiar lainnya dalam upaya menurunkan risiko penularan COVID-19.
Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan menjadi salah satu upaya untuk tetap disiplin menjaga protokol kesehatan dalam mencegah penularan COVID-19 selama masa kehamilan.
Dengan berbagai upaya tersebut, dia berharap, masa kehamilan di tengah kondisi pandemi COVID-19 akan dapat dilewati dengan baik dan berjalan lancar hingga nantinya hari kelahiran sang bayi yang telah dinanti.
Proteksi Optimal
Dokter spesialis kandungan dr. Edy Priyanto, Sp.OG(K) mengatakan bahwa ibu hamil memang membutuhkan proteksi yang optimal agar dapat menjalani kehamilan dengan baik di tengah pandemi COVID-19.
Karena itu, dia mengingatkan ibu hamil yang belum mendapatkan vaksin untuk segera mendapatkan vaksinasi, baik dosis pertama, dosis kedua, maupun dosis ketiga atau penguat.
Baca juga: Persiapan hamil itu penting
Vaksinasi, menurut dia, akan melindungi para ibu hamil, mengingat ibu hamil merupakan salah satu kelompok rentan, yang menjadi prioritas perhatian di tengah program percepatan penanganan pandemi COVID-19.
Ketua Program Studi Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto itu menambahkan bagi ibu hamil yang usia kandungannya sudah memasuki 13 minggu maka sangat disarankan untuk segera mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Untuk meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 bagi ibu hamil, maka sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat harus terus ditingkatkan. Hal itu, guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai pentingnya vaksinasi, terutama bagi kelompok rentan.
Menurut dia, edukasi yang gencar baik melalui posyandu, puskesmas, atau fasilitas kesehatan lainnya serta dilengkapi dengan sosialisasi melalui media-media sosial akan makin efektif meningkatkan cakupan vaksinasi pada ibu hamil.
Dokter yang praktik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto itu, juga mengingatkan ibu hamil agar terus menjaga pola hidup bersih dan sehat selama menjalani masa kehamilan di tengah kondisi pandemi sekarang ini.
Dia juga menyarankan ibu hamil tetap memeriksakan kehamilan dan kondisi kesehatannya secara berkala ke fasilitas-fasilitas kesehatan terdekat, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna menghindari kemungkinan paparan COVID-19.
Menurut dia, kontrol rutin bisa dilakukan setidaknya enam hingga delapan kali selama masa kehamilan, namun untuk kondisi kegawatdaruratan maka ibu hamil perlu segera mendatangi fasilitas kesehatan agar dapat langsung mendapatkan penanganan cepat.
Dia mencontohkan keluhan yang mengarah pada kegawatdaruratan tersebut, antara lain ketika terjadinya perdarahan dari jalan lahir, keluar air dari jalan lahir, dan gerak janin berkurang.
Baca juga: 91 persen ibu hamil alami "stretch mark"
Pada intinya, ibu hamil harus memahami kondisi kehamilannya, sehingga ketika terjadi kondisi kegawatdaruratan dapat langsung bertindak cepat menuju ke fasilitas kesehatan dan mendapatkan penanganan.
Upaya menjaga kehamilan memang sangat diperlukan bukan hanya selama mengandung namun juga pascapersalinan. Hal ini sangat esensial terlebih lagi pada masa pandemi seperti ini.
Sementara itu, ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr. Yudhi Wibowo menambahkan bahwa kelompok ibu hamil, lansia, anak-anak dan mereka yang memiliki komorbid memang perlu mendapatkan vaksinasi dosis lengkap termasuk dosis penguat atau "booster".
Hal itu bertujuan untuk melindungi kelompok rentan dari paparan COVID-19 mengingat vaksinasi sangat dibutuhkan untuk menurunkan angka hospitalisasi dan mencegah sakit dengan gejala yang berat.
Karena itu, dia mengajak masyarakat untuk berperan aktif mendukung pemerintah dalam upaya percepatan program vaksinasi COVID-19 demi untuk kebaikan bersama.
Narasi tersebut memang sangat tepat, mengingat vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan merupakan instrumen utama yang dapat mendukung percepatan penanganan pandemi.
Tiap-tiap individu memiliki tanggung jawab untuk mendukung percepatan penanganan pandemi karena COVID-19 bukan sekadar penyakit klinis individual melainkan juga penyakit komunal sehingga penyelesaiannya harus dilakukan secara bersama-sama.
Baca juga: Ahli Gizi: Ibu perlu perhatikan asupan yodium dukung generasi unggul
Baca juga: BKKBN tekan angka kekerdilan lewat pembagian pil KB pada ibu hamil
Baca juga: Kemenkes: Deteksi dini faktor risiko untuk ibu hamil belum optimal
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022