"Kami meminta BUMD pangan (Pasar Jaya, Food Station, Dharma Jaya), dan teman-teman Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (KPKP) terus memantau harga dan ketersediaan pangan di Jakarta dari menjelang Ramadhan hingga Idul Fitri," kata Sri di Jakarta, Rabu.
Hal ini dimaksudkan untuk memastikan pasar sebagai tempat masyarakat membeli kebutuhan pokok betul-betul aman dalam hal stok dan keterjangkauan harga, katanya.
Namun demikian, menurut Sri, Satuan Tugas Pangan yang juga Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta telah melakukan inspeksi lapangan dan memastikan bahwa semua kebutuhan masyarakat dalam menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri 2022 di Jakarta "aman".
"Dari hasil inspeksi, secara umum, stok bahan pangan yang biasanya diperlukan masyarakat menjelang puasa tersedia. Semua produk ada," tutur Sri.
Sebelumnya, menurut data Dinas KPKP DKI Jakarta, kebutuhan pangan menjelang Ramadhan rata-rata meningkat 3,33 persen dan menjelang Idul Fitri rata-rata meningkat 7,34 persen. Tren yang sama juga diprediksi terjadi pada tahun ini.
Peningkatan kebutuhan tertinggi menjelang Idul Fitri pada komoditas telur ayam dan daging sapi sebesar kurang lebih 13 persen, sedangkan peningkatan kebutuhan terendah menjelang Idul Fitri pada komoditas beras dan cabe besar sebesar kurang lebih empat persen.
Baca juga: Direksi Pasar Jaya minta warga Jakarta tak perlu timbun bahan pangan
Sementara, untuk harga pangan strategis menjelang Idul Fitri, Dinas KPKP DKI memprediksi terjadi kenaikan dari 1,39 persen sampai dengan 40,35 persen.
Peningkatan harga tertinggi diperkirakan terjadi pada komoditas minyak goreng curah sebesar 40.35 persen, dan minyak goreng kualitas premium lebih dari 100 persen menyusul terbitnya peraturan pemerintah pusat tentang HET minyak goreng curah dan penetapan harga minyak goreng kualitas premium yang ditetapkan melalui mekanisme pasar.
Adapun peningkatan harga terendah diperkirakan terjadi pada komoditas cabe merah besar sebesar 1.39 persen. Meski demikian, Dinas KPKP DKI menyebutkan bahwa harga cabe dan bawang pada Idul Fitri 2022 ini diperkirakan lebih terjangkau dibandingkan kondisi tahun lalu berkat pasokan yang cukup dan penghujan yang tidak terjadi.
Sementara, untuk bahan pangan segar, kenaikan harga tertinggi terjadi pada komoditas daging sapi, yakni sebesar 16.85 persen. Kenaikan ini disebabkan oleh Pemerintah Australia lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negerinya yang melonjak tinggi setelah pandemi COVID-19 mulai terkendali.
Di sisi lain, untuk harga beras dari awal sampai sepanjang tahun ini diprediksi stabil berkat kelancaran pasokan beras dan tidak terjadinya gagal panen di daerah produsen.
Baca juga: BI DKI harap pasokan pangan di Ibu Kota bisa kendalikan inflasi
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2022