Hyundai, Aramco, dan Universitas Sains dan Teknologi King Abdullah (KAUST) berencana mengembangkan bahan bakar canggih untuk mesin pembakaran ultra-lean, mesin penyalaan percikan untuk menurunkan emisi karbon dioksida kendaraan secara keseluruhan, kata Hyundai dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Yonhap, Kamis.
Proyek bersama dua tahun ini bertujuan untuk memverifikasi seberapa banyak emisi gas rumah kaca dapat dikurangi ketika bahan bakar elektronik digunakan dalam kendaraan listrik hibrida daripada bahan bakar konvensional, katanya.
“Saat EV hybrid diluncurkan, tantangan sebenarnya sekarang terletak pada membuat langkah dengan bahan bakar yang optimal dan sistem pembakaran yang luar biasa. Tim Aramco menyediakan desain bahan bakar dan memadukan pengetahuan untuk meningkatkan kinerja pembakaran mesin Hyundai Motor Group dan hasilnya dapat mengarah pada aplikasi bahan bakar elektronik sintetis," kata Chief Technology Officer Aramco Ahmad O. Al-Khowaiter dalam pernyataannya.
Hyundai berencana untuk mengurangi emisi karbonnya sebesar 75 persen dibandingkan dengan tingkat 2019 pada 2040 dan menargetkan untuk mencapai netralitas karbon, atau emisi karbon dioksida net-zero, pada 2045.
Netralitas karbon dapat dicapai dengan menyeimbangkan emisi karbon dengan penghilangan karbon atau dengan memotong emisi karbon seluruhnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Hyundai berencana untuk meningkatkan rasio kendaraan listrik menjadi 30 persen pada 2030 dan 80 persen pada 2040 dalam penjualan global, dari 1,5 persen saat ini.
Baca juga: Penjualan mobil ramah lingkungan Hyundai Grup di AS capai 500.000 unit
Baca juga: Deretan mobil dan motor baru yang diperkirakan meluncur di IIMS 2022
Baca juga: Hyundai-BAIC suntik Rp14 triliun ke perusahaan patungan di China
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022