Homoseksualitas adalah ilegal di negara Teluk tersebut dan ada juga kegelisahan atas hak-hak perempuan, sementara sebuah laporan Amnesty International menemukan bahwa ribuan pekerja migran di negara itu dieksploitasi yang dibantah oleh Qatar.
Southgate bulan ini mengatakan i "sangat memalukan" ada masalah yang membuat penggemar tak bisa pergi ke Piala Dunia dengan menyoroti hak-hak perempuan dan komunitas LGBTQ+.
"Seseorang dengan banyak pengaruh, seperti Southgate, seseorang dengan banyak penonton yang mendengarkan apa yang dia katakan, harus memilih kata-katanya dengan sangat hati-hati," kata Al-Khater kepada Sky Sports yang dikutip Reuters, Rabu.
"Dan saya pikir sebelum membuat pernyataan seperti itu, ketika menyangkut pekerja, dia perlu datang ke sini dan berbicara dengan pekerja dan memahami apa yang diperoleh pekerja dari berada di sini."
Undian Piala Dunia akan diadakan di Doha pada Jumat dan Al-Khater mengatakan dia menginginkan kesempatan membahas masalah tersebut dengan Southgate.
"...jadi saya berharap menyambutnya di sini, saya berharap untuk bertemu dengannya pada undian dan dia dapat mendengarkan pendapat saya, dia tidak harus mempercayainya, tetapi setidaknya dia harus melangkah sejauh itu untuk memahami perbedaan pendapat dan budaya yang berbeda," tambahnya.
Baca juga: Selandia Baru rebut jatah playoff Piala Dunia, tunggu wakil CONCACAF
Baca juga: Qatar resmikan museum olahraga terbesar sedunia
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022