"Ramadhan adalah momen kita menata dan memperbaiki kualitas diri. Kita dibina dan dididik untuk menjadi Muslim yang tunduk dan patuh terhadap perintah Allah. Kita juga dibiasakan untuk membangun solidaritas dengan sesama," kata Menag dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menag mengatakan solidaritas dengan sesama ini dapat terwujud bila seseorang mampu menghilangkan kesombongan dari dirinya. Kesombongan ini merupakan bagian residu manusiawi yang perlu dibersihkan.
"Adalah kesombongan ketika menganggap diri kita yang paling benar, sementara orang lain selalu salah. Adalah kesombongan ketika menganggap diri kita yang paling jujur, sementara orang lain pasti berlaku curang," kata Menag.
Baca juga: Moeldoko optimistis capaian vaksinasi terus meningkat pada Ramadhan
Lebih lanjut, Menag mengungkapkan Ramadhan kali ini adalah tahun ketiga umat Muslim Indonesia merayakannya di tengah pandemi COVID-19. Meskipun kondisi pandemi sudah melandai, Menag mengajak masyarakat tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes).
"Pada tahun ini, momen Ramadhan masih dalam suasana pandemi COVID-19. Meski telah melandai, namun mari kita tetap menjaga diri dengan terus meningkatkan kesadaran tentang kebersihan dan kesehatan," pesan Menag.
Menag berharap dengan terbangunnya solidaritas kemanusiaan dan taatnya prokes selama Ramadhan, menjadikan bulan suci ini memberikan dampak besar bagi bangsa.
"Ramadhan karim, momentum bangkit dari pandemi untuk kemajuan NKRI. Atas nama Kementerian Agama, saya mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1443 H/2022 M. Semoga kita semua menjadi bagian dari madrasah Ramadhan yang kelak lulus dengan berbagai pencapaian terbaik," kata Menag.
Baca juga: Anggota DPR imbau beda awal puasa Ramadhan tak perlu diperdebatkan
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022