EHang 216 nantinya dapat menjadi salah satu solusi akses untuk menjelajah daerah terpencil yang sulit digapai melalui jalur darat.
Mobil dengan rupa yang tidak biasa itu memiliki tampilan yang mirip dengan drone. Bahkan terlihat layaknya drone berukuran jumbo berkat adanya 16 baling-baling berbahan karbon di sekitar kendaraan itu.
Kendati demikian, EHang 216 justru terlihat mungil jika disandingkan mobil pada umumnya, sebab mobil terbang itu hanya memiliki tinggi 1,77 meter dan lebar 5,61 meter, namun bisa mengangkut beban hingga 220 kilogram.
EHang 216 dapat terbang sejauh 35 - 65 km selama 16 sampai 45 menit dengan muatan dua penumpang dewasa. Mobil terbang itu diklami memiliki kecepatan 130 km per jam.
"Saya kagum melihat kendaraan yang menurut saya akan menjadi cikal bakal kendaraan di masa depan yah, karena sudah canggih dan akan bisa menjadi kendaraan masa depan nanti," ungkap Arianto Darmawan, salah satu pengunjung yang berdomisili di Mangga Besar, Jakarta, Sabtu.
Mobil terbang itu tidak memiliki pengendalian di dalam kokpit sehingga memberikan kesan canggih. Dengan demikian, EHang tidak bisa dijalankan secara sembarangan, melainkan hanya penerbang bersertifikat dan izin perusahaan yang boleh menerbangkan mobil terbang itu.
Baca juga: Taksi terbang Ehang 216 lakukan 'demo flight' di Bali
Baca juga: SkyDrive dan Suzuki jalin kerjasama bisnis dan teknologi mobil terbang
Baca juga: Suzuki dan SkyDrive kerja sama mobil listrik yang bisa terbang
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022