• Beranda
  • Berita
  • Waspada stunting jika berat badan anak naik tapi tak adekuat

Waspada stunting jika berat badan anak naik tapi tak adekuat

5 April 2022 19:10 WIB
Waspada stunting jika berat badan anak naik tapi tak adekuat
Ilustrasi kaki anak. ANTARA/Pixabay.
Ketua Satgas Stunting dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Damayanti, R. Sjarif, Sp.A(K) mengatakan, berat badan anak hingga usia di bawah dua tahun yang tak adekuat atau memadai bisa menjadi tanda awal stunting sehingga perlu segera mendapatkan penanganan dokter.

"Tanda awal kenaikan berat badan tidak adekuat. Sudah ada tanda. Cari pertolongan ke dokter. Nanti dokter akan lihat ada penyakit apa, sambil makanan (anak) diperbaiki," kata Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik itu dalam sebuah acara kesehatan daring, Selasa.

Damayanti menjelaskan, stunting berarti perawakan tubuh anak pendek yang disebabkan kekurangan gizi kronik. Penyebabnya bisa karena asupan makanan yang tidak adekuat ataupun kebutuhan makanan anak meningkat karena penyakit seperti infeksi.

Anak yang stunting berisiko mengalami turunnya hormon pertumbuhan yang ditandai berhentinya pertumbuhan. Bila tak kunjung diintervensi maka nantinya menjadi pendek. Di sisi lain, otak mereka tidak berkembang sehingga terjadilah gangguan kecerdasan.

Kemudian, karena anak kurang gizi, tubuhnya berusah beradaptasi sehingga menahan lemak. Kalau pun anak sudah mendapatkan asupan makan yang benar, tubuh tetap menahan lemak. Akibatnya, muncul risiko perlemakan dan muncul penyakit seperti jantung koroner di kemudian hari.

"Stunting hanya tanda, yang paling gawat (dampak) pada otak dan risiko penyakit," kata Damayanti.

Agar anak tak terkena stunting, maka sebaiknya Anda memperhatikan tanda awalnya yakni bila 3 bulan pertama kenaikan berat badan anak kurang dari 750 gram. Lebih lanjut, bila anak berusia dibawah 1 tahun berat badannya tidak 100 gram dan pada anak di atas 1 tahun tidak naik 50 gram dalam seminggu, maka perlu segera dirujuk ke dokter.

"Cepat pergi ke dokter. Kalau anak (berat badan) naiknya enggak bener itu bukan hanya asupan yang adekuat tetapi juga ada penyakit yang menyertainya. Jangan-jangan manajemen laktasi tidak bagus. Harus dimonitor," tutur Damayanti.

Pertolongan dini anak yang berat badannya tak adekuat memungkinkan dokter memberikan terapi sembari mencari penyakit yang diderita anak dan memberikannya asupan nutrisi sesuai kebutuhan anak.

Lalu, bila anak sudah terkena stunting, maka masih memungkinkan diperbaiki asalkan usianya masih dibawah 2 tahun. Tetapi, menurut Damayanti, usaha yang dilakukan tak sederhana dan hasilnya tak bisa 100 persen memperbaiki.

"Penelitian mengatakan, dikasih makan ditambah susu yang protein tinggi ditambah stimulasi agar otak berkembang, itupun hanya 90 persen bisa memperbaiki yang sudah rusak," demikian kata Damayanti.

Baca juga: Menkes ingatkan pentingnya asupan protein demi cegah anak stunting

Baca juga: BKKBN: Bayi prematur jadi tantangan stunting secara nasional

Baca juga: RI perlu contoh negara lain agar stunting turun 3,4 persen per tahun

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022