• Beranda
  • Berita
  • Penelitian: kanker payudara pria bisa lebih mematikan

Penelitian: kanker payudara pria bisa lebih mematikan

19 Oktober 2011 11:28 WIB
Tingkat resiko pria yang terkena kanker payudara memang rendah --dibawah satu persen dari jumlah rata-rata perempuan penderita-- namun pria penderita kanker tersebut akan mendapat ancaman yang lebih besar hingga potensi kematian, demikian penemuan penelitian internasional.

Para peneliti yang dipimpin oleh Mikael Hartman di Universitas Nasional Singapura menggabungkan catatan kasus kanker pada 1970 dari Denmark, Finlandia, Norwegia, Swedia, Singapura, Jenewa serta Swiss.

Data tersebut meneliti 460 ribu perempuan dan sekitar 2.700 pria yang didiagnosa menderita kanker.

Sejumlah pria sepertinya baru menyadari penyakit yang menjangkit di payudara itu setelah mereka didiagnosa. Dalam penyembuhannya pria mendapat bedah dan penanganan menggunakan radiasi lebih sedikit ketimbang perempuan, namun mendapat pengobatan kemoterapi dan penyembuhan hormon yang sama.

Selama periode waktu tersebut, pria mendapat kesempatan selamat dari kanker payudara dalam lima tahun setelah didiagnosa sebesar 72 persen, lebih kecil dibandingkan kesempatan selamat perempuan yang sebesar 78 persen.

"Pria yang memiliki benjolan di payudaranya tidak langsung memeriksakan hal itu ke dokter daripada perempuan yang memiliki masalah yang sama," ujar Hartman dalam surat elektronik kepada Reuters Health.

"Kanker payudara pada pria memang jarang terjadi, namun pria juga rentan terkena penyakit itu dan jika saja terdapat benjolan pada payudaranya harus segera diperiksa," tambah Hartman.

Tim peneliti tersebut dalam Jurnal Klinik Onkologi mengatakan penelitian sebelumnya menunjukan bahwa biasanya butuh waktu beberapa bulan bagi pria untuk mengetahui gejala kanker payudara hingga mereka divonis menderita penyakit itu.

Menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, kebanyakan pria yang didiagnosa menderita kanker berumur antara 60 hingga 70 tahun.

Paparan radiasi dan penyakit yang meningkatkan hormon estrogen seperti sirosis hati maupun kelainan gen --kelebihan kromosom X-- menjadi beberapa pemicu yang meningkatkan resiko kanker payudara pada pria.

"Tidaklah mengejutkan bagi pria yang menderita kanker payudara sudah berada pada stadium tingkat tinggi," kata Susan Dent dari Rumah Sakit Pusat Kanker Ottawa di Kanada.

Kaum pria haruslah perhatian terhadap kanker payudara dan setidaknya melakukan pengecekan bagi penyakit tersebut jika mereka memiliki turunan keluarga yang terkena penyakit itu termasuk kecenderungan mendapat kanker yang disebabkan oleh mutasi di gen BRCA1 dan BRCA2 yang diketahui dapat meningkatkan resiko kanker payudara dan kanker ovarium pada wanita, ujar Dent.

Banyak kasus kanker payudara pada wanita ditangani sebelum mereka mendapatkan gejala karena biasanya usulan pemeriksaan dengan mammograf pada perempuan diberikan ketika berumur 40 hingga 50 tahunan dan tergantung negara asal.

Namun Badan Pelayanan dan Pencegahan AS yang merancang peraturan pemeriksaan kanker, tidak menyarankan untuk pemeriksaan kanker payudara secara sering kepada pria yang tidak mendapat gejala kanker.

"Kesimpulannya, kanker payudara pada pria masih merupakan kasus yang jarang terjadi. Meski begitu saya menyarankan kepada semua pria secara rutin melakukan pemeriksaan," tegas Dent.

Sel kanker payudara yang tumbuh pertama kali dalam kurun waktu 8-12 tahun dapat berkembang menjadi tumor berukuran sekitar 1 sentimeter.

Sel tersebut berada di kelenjar payudara dan dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh dengan tidak terdeteksi dan bila tidak tertangani secara dini, kanker tersebut menjadi ganas dan dapat menyebar ke organ tubuh lain.

Untuk pemeriksaan awal, pria dan perempuan disarankan dapat memeriksanya dengan melihat bentuk payudara di depan cermin. Apabila terdapat kelainan bentuk maupun ketinggian posisi puting payudara, mereka bisa memeriksakannya kepada dokter.

Selain itu pemeriksaan dengan meraba menggunakan jari pada payudara juga dapat mengetahui apakah ada benjolan yang terletak di dalam payudara dan biasanya jika ada tumor, puting payudara akan terasa keras dan tidak bisa digerakkan.

(SDP12/R022)


Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011