• Beranda
  • Berita
  • ACT-LSI teken MoU layanan kesehatan gratis bagi masyarakat tak mampu

ACT-LSI teken MoU layanan kesehatan gratis bagi masyarakat tak mampu

6 April 2022 17:25 WIB
ACT-LSI teken MoU layanan kesehatan gratis bagi masyarakat tak mampu
Presiden ACT Ibnu Khajar (kedua dari kanan) dan Ketua Pengurus Yayasan Lingkar Sehat Indonesia Wahyu Prabowo (kedua dari kiri) setelah MoU kerja sama pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat tidak mampu di Rumah Sakit Kartika Pulomas, Jakarta, Rabu (6/4/2022). (ANTARA/Asep Firmansyah)
Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Lingkar Sehat Indonesia Daya Dinamika Sarana Medika (LSI DDSM) di bidang pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat tidak mampu dan marjinal.

"Kita menyasar masyarakat prasejahtera yang belum memiliki akses kesehatan yang memadai, ketiadaan KTP, mungkin telantar di tengah jalan, orang-orang yang tak kita tahu siapa keluarganya. Kita harus menjadi bagian dari solusi masalah ini," ujar Presiden ACT, Ibnu Khajar di Jakarta, Rabu.

Ibnu mengatakan banyak masyarakat yang tak memiliki akses ke layanan kesehatan. Sejumlah alasan muncul, seperti tak memiliki administrasi, tak mengetahui informasi, hingga telantar. Menurutnya, ACT ingin menyentuh masyarakat yang tengah sakit dan termajinalkan tersebut.

Baca juga: ACT NTB-Bank Dinar sediakan layanan makan gratis bagi penonton MotoGP

Nantinya ACT menerapkan sistem jemput bola lewat relawan dari Humanity Medical Service (HMS) untuk melakukan penanganan kesehatan masyarakat prasejahtera yang meminta bantuan.

"HMS merupakan layanan kesehatan gratis nonprofit yang berasaskan kerelawanan di bawah ACT. Memberikan layanan kesehatan gratis terutama bagi prasejahtera dan telantar," kata dia.

Dengan adanya MoU tersebut, ACT bisa langsung merujuk pasien ke rumah sakit yang terafiliasi dengan DDSM. Saat ini baru ada 15 rumah sakit yang menjadi rujukan ACT yang tersebar di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi.

Sementara itu, Ketua Pengurus Yayasan Lingkar Sehat Indonesia Wahyu Prabowo berharap dengan adanya kolaborasi ini tidak ada lagi pasien telantar akibat tak memiliki biaya atau administrasi. Semua orang memiliki hak yang sama dalam mendapat akses kesehatan.

"Akses sehat tanpa batas kepada para pasien yang tak memperoleh akses kesehatan secara luas. Dengan kolaborasi ini diharapkan tidak ada lagi pasien yang telantar akibat administrasi atau akses untuk mendapatkan layanan kesehatan," kata dia.

Ia menegaskan pasien akan mendapat penanganan, baik ringan, sedang, maupun berat. Bahkan, apabila memerlukan penanganan yang serius, pasien bisa dirujuk ke rumah sakit yang lebih memadai.

Baca juga: Sambut Ramadan datang, ACT ajak berbagi

Baca juga: Presiden apresiasi peran ACT-A dalam pengembangan vaksin COVID-19


Kepala Humanity Medical Service, Arini Retno Palupi menjelaskan bagi masyarakat yang melihat ada keluarga prasejahtera membutuhkan pertolongan, dapat menghubungi kantor perwakilan ACT di kota/kabupaten masing-masing.

Masyarakat juga dapat melaporkan jika menemukan seseorang yang telantar dan membutuhkan perawatan medis melalui media sosial ACT. Nantinya, para relawan dari HMS akan menjemput dan melakukan penanganan.

Arini mengatakan selain merawat dan merujuk pasien ke rumah sakit, HMS juga fokus dalam penanganan kekerdilan hingga kesehatan mental. "Kami bisa dihubungi baik secara daring maupun luring. Nanti terhubung, ada tim kami yang akan mendata dan melakukan asesmen (kepada pasien). (Setelah asesmen) baru kami nanti akan sambungkan antar-RS, DDSM dan ACT akan berkoordinasi," kata dia.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022