"Transformasi digital telah menyentuh titik krusial dan menjadi kebutuhan. BEDIL hadir dan memberikan program pendampingan untuk mendukung transformasi digital di destinasi pariwisata super prioritas," kata Sandiaga dalam sambutannya secara virtual pada peluncuran Program BEDIL 2022 di Labuan Bajo, Kamis.
Dia menjelaskan Kemenparekraf telah memiliki tanggung jawab dalam penguatan ekonomi digital UMKM Indonesia. Selain itu transformasi digital dapat meningkatkan pendapatan lima kali lebih cepat ketimbang penggunaan metode konvensional. Kini terdapat 3,7 juta unit usaha yang terdigitalisasi setelah aksi afirmasi Bangga Buatan Indonesia diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kemenparekraf kerja sama dengan Accor Group dorong produk UMKM lokal
Sandiaga merinci angka itu lebih banyak dari target yang telah ditetapkan dan melebihi target pada 2020 yaitu 2 juta unit usaha. Saat ini terdapat 11,7 juta UMKM yang telah go digital dan diharapkan terus berkembang mengejar target pemerintah hingga akhir tahun 2023 menjadi 30 juta UMKM.
Dia menjelaskan BEDIL akan berfokus pada pemberian pendampingan dan kelas mengenai bisnis fundamental, transformasi digital, dan pengelolaan bisnis digital. Dia berharap para peserta bisa meningkatkan pendapatan dengan cara memasarkan produk melalui kanal digital yang ada, seperti media sosial, e-commerce, dan kanal digital lainnya. Selain itu, para pelaku ekraf di NTT yang mengikuti Program BEDIL 2022 diharapkan dapat ikut serta berkontribusi dalam digitalisasi sektor UMKM di Indonesia.
Baca juga: Sandiaga ajak para investor Australia berinvestasi di sektor parekraf
Kemenparekraf telah meluncurkan program BEDIL dalam rangka percepatan proses digitalisasi produk dan jasa subsektor ekonomi kreatif serta transformasi digital tahun 2022 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT.
Usai peluncuran, peserta dari tiga subsektor ekraf di NTT yakni kriya, seni pertunjukan, dan seni musik akan mengikuti pendampingan selama dua minggu baik secara daring maupun luring.
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022