Pemerintah terus mendorong komoditas ekspor global melalui peningkatan daya saing dan sejumlah fasilitas promosi perdagangan agar mampu menarik minat investor.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Webinar Indonesia Data and Economic (IDE) Katadata 2022, Kamis, mengatakan pemerintah mengembangkan perdagangan global melalui promosi industri sawit berkelanjutan dengan strategi hilirisasi.
“Dengan adanya hilirisasi ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing komoditas ekspor di tingkat global dan memperkuat industri manufaktur dalam negeri,” katanya.
Hilirisasi merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah suatu barang atau komoditas dengan mengolah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
Baca juga: Airlangga: Tak ada kenaikan kasus signifikan di NTB usai MotoGP 2022
Dukungan lain yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan daya saing komoditas adalah dengan mengembangkan Kawasan Berikat Hortikultura Berbasis Ekspor yang merupakan kombinasi dari penyediaan modal dan teknologi oleh perusahaan serta lahan dan tenaga kerja oleh petani.
Kombinasi tersebut dilakukan agar kualitas komoditas yang dihasilkan dapat lebih jauh berdaya saing sehingga mampu menembus pasar internasional.
“Pemerintah juga berupaya meningkatkan ekspor komoditas global melalui pemberian fasilitas promosi perdagangan dan investasi serta sosialisasi penggunaan Local Currency Settlement,” ujar Airlangga.
Insentif lain, lanjutnya, juga diberikan Pemerintah dalam bentuk perpanjangan batas waktu Pengajuan Pembebasan Sanksi Penangguhan Ekspor sebagai respon Pemerintah dalam mengurangi dampak yang dirasakan eksportir akibat pandemi.
Lebih lanjut Airlangga mengatakan meski terdapat beberapa tantangan global yang masih terjadi, berbagai leading indicator perekonomian nasional terus menunjukkan tren perbaikan ekonomi yang signifikan dan berada di jalur yang positif.
Baca juga: Pemerintah akan bantu subsidi upah pegawai bergaji di bawah Rp3 juta
Salah satu peningkatan indikator ekonomi nasional ditunjukkan dengan Neraca Perdagangan Indonesia yang tetap surplus dalam kurun waktu 22 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus tersebut disebabkan adanya faktor kenaikan harga komoditas ekspor seperti batubara, CPO, dan nikel. Kenaikan harga komoditas tersebut diproyeksikan menjadi peluang yang baik bagi Neraca Perdagangan Indonesia di tahun 2022.
“Meningkatnya neraca perdagangan ini menjadikan ekonomi nasional semakin pulih sehingga diharapkan mampu menarik minat investor,” ucapnya.
Selain itu, kredibilitas Indonesia bagi investor pada tahun 2021 semakin membaik dan terlihat dari peningkatan realisasi investasi pada Q4 tahun 2021 sebesar 15,2 persen (yoy) serta terlampauinya target investasi yang direncanakan Badan Koordinasi Penanaman Modal sebesar Rp858,5 triliun dengan capaian sebesar Rp901,02 triliun.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022