Kementerian Pertanian bekerja sama dengan pelaku usaha yakni Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) dan PT Fisindo Kusuma Sejahtera (FKS) Multi Agro menyuplai kedelai untuk perajin tahu dan tempe guna menjamin ketersediaan pangan selama Ramadhan hingga Idul Fitri.Kegiatan pendistribusian kedelai ini dilakukan pada 11 lokasi dalam waktu yang bersamaan dengan total jumlah kedelai sebanyak 135 ton
"Saya harus menyampaikan terima kasih kepada perusahaan atau importir kedelai FKS dan Akindo yang telah mau bersama-sama Kementan untuk memfasilitasi kedelai langsung kepada perajin. Kegiatan ini tentunya untuk memperlancar pendistribusian karena kita dekatkan kedelai dari petani dan perajin," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam acara penyaluran kedelai bagi perajin tahu tempe di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Jakarta, Jumat.
Kegiatan pendistribusian kedelai ini dilakukan pada 11 lokasi dalam waktu yang bersamaan dengan total jumlah kedelai sebanyak 135 ton yaitu di DKI Jakarta, Depok, Bekasi, Bogor, Tangerang, Garut, Pamanukan, Subang, Ciamis, Tasikmalaya dan Banjar.
Menteri Syahrul mengatakan kerja sama dengan Akindo dan FKS ini untuk memperlancar pendistribusian stok kedelai ke perajin tahu tempe dengan harga lebih rendah dari harga pasar. Dengan begitu diharapkan perajin mampu mendapatkan kedelai dengan mudah dan harga tahu tempe selama bulan Ramadhan stabil.
Syahrul menegaskan upaya memfasilitasi ketersediaan bahan baku kedelai dengan konsumen ini diharapkan dapat menurunkan beban biaya produksi pangan. Sasarannya adalah perajin tahu tempe, di mana bantuan berupa voucher atau keringanan harga dengan jumlah terbatas dan tidak terkait dengan program kedelai yang lain.
"Kalau barangnya banyak tentu saja kita berharap penyesuaian supply and demand dapat berjalan. Ada daerah surplus dan daerah defisit sehingga kami coba intervensi distribusinya sehingga stok terjaga di semua daerah. Daerah yang surplus kami intervensi untuk menyuplai daerah yang defisit sehingga saya minta antar penanggung jawab di masing-masing daerah untuk bersinergi," kata Syahrul.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan kerja sama Kementan dengan Akindo dan FKS dalam penyediaan kedelai bagi perajin tahu tempe merupakan langkah kongkret Kementan dalam mendekatkan kedelai dengan pengguna.
Harga kedelai dalam negeri saat ini cukup tinggi dan sangat menjanjikan untuk usaha tani kedelai, sehingga Kementan juga berupaya meningkatkan produksi kedelai dalam negeri agar kebutuhan dalam negeri diharapkan mampu terpenuhi dari produksi sendiri.
"Stok kedelai yang ada akan kita bawa ke gudang TTIC atau distributor untuk mendekati lokasi konsumen dan konsumen yakni perajin tahu tempe dan lainnya akan membeli kedelai dari gudang tersebut," kata Suwandi.
Perajin tempe di Mampang Jakarta Selatan, Syaiful Anam mengatakan intervensi yang dilakukan pemerintah dalam menjaga ketersediaan kedelai sehingga mudah untuk dijangkau perajin tahu tempe terasa dampaknya pada perajin. Menurutnya saat ini kedelai sudah mudah ditemukan di pasaran, kendati harganya masih cukup tinggi.
"Kita berterima kasih kepada pemerintah karena stok kedelai sudah banyak di pasar. Kita berharap harga mampu diturunkan juga sehingga penjualan kita bisa pulih lagi," ungkap Syaiful.
Baca juga: Kementan dorong petani tingkatkan kualitas kedelai, kurangi impor
Baca juga: Indonesia perlu alternatif pengganti kedelai untuk tempe
Baca juga: Perajin tempe di Jember atur strategi produksi agar tidak merugi
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022