• Beranda
  • Berita
  • Kemenkes: Industri belum memadai faktor Indonesia belum mandiri alkes

Kemenkes: Industri belum memadai faktor Indonesia belum mandiri alkes

8 April 2022 21:40 WIB
Kemenkes: Industri belum memadai faktor Indonesia belum mandiri alkes
Ilustrasi - Karyawan memproduksi alat diagnostik kesehatan di pabrik PT Standard Biosensor Healthcare, kawasan Kertamukti, Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (20/1/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan bahwa industri hulu alat kesehatan yang belum memadai menjadi salah satu faktor Indonesia belum mandiri.

 
 
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Lucia Rizka Andalusia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat menyampaikan belum memadainya industri hulu alat kesehatan membuat terbatasnya ketersediaan bahan baku dalam negeri.

 
 
Selain itu, katanya, ekosistem investasi di bisnis alat kesehatan juga belum terbentuk. "Laboraturium uji alat kesehatan terbatas," ujarnya.

 
 
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Kesehatan bidang Ketahanan Industri Obat dan Alat Kesehatan Laksono Trisnantoro mengungkapkan beberapa alasan masyarakat dan penyedia layanan kesehatan lebih suka membeli alat kesehatan impor daripada produk lokal.

 
 
Pertama, kata dia, belum banyak kampanye bangga membeli produk Indonesia untuk alat kesehatan.

 
 
"Meski tidak semua, banyak dokter yang bilang, alat dalam negeri kurang bermutu. Di sini perlunya kampanye bangga beli produk alat kesehatan Indonesia kepada para dokter sebagai pelayan kesehatan," tuturnya.

 
 
Menurutnya, persepsi brand terhadap alat kesehatan dalam negeri dari dokter itu sangat penting. "Kalau pasien kan ikut anjuran dokter saja," ucapnya.

 
 
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Bidang Kesahatan Charles Honoris mengatakan Indonesia perlu melihat pengalaman negara lain yang sudah lebih dahulu punya kemandirian alat kesehatan, seperti Tiongkok, Taiwan dan Korea Selatan.

 
 
Negara-negara tersebut, menurut dia, menerapkan dua strategi umum, yaitu pembukaan jalur pemasaran dan pembentukan ekosistem alat kesehatan.

 
 
"Negara-negara tersebut memulai kemandirian dengan memiliki komitmen yang kuat untuk membeli alat kesehatan dalam negeri sebanyak mungkin dan tetap memperhatikan unsur keamanan, kualitas dan ketersediaan," katanya.

 
 
Ia menambahkan dengan terbukanya jalur pemasaran, maka ekosistem alat kesehatan nasional akan terbentuk.

 
 
“Produsen komponen, bahan baku, sarana pengujian dan lain-lain juga akan terbentuk seiring dengan meningkatnya permintaan pasar untuk alat kesehatan dalam negeri," katanya, dalam diskusi berjudul "Mengapa Alat Kesehatan Indonesia Belum Mandiri Juga?" yang digelar secara daring, Jumat.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022