Dari 663 rencana aksi itu, 209 di antaranya merupakan kegiatan fisik, dan 454 sisanya merupakan kegiatan nonfisik, kata Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.
Ia menjelaskan kelompok yang menjadi sasaran rencana aksi antara lain mantan narapidana terorisme, mereka yang terlibat kelompok radikal, beserta keluarganya.
“Programnya meliputi pembangunan fisik dan nonfisik untuk deradikalisasi. Harapannya, mantan kelompok radikal kembali cinta NKRI,” kata Boy.
Baca juga: BNPT: Ramadhan waktu terbaik reformasi diri dan akhlak
Ia menilai paham ekstrem yang berujung pada kekerasan dan aksi teror berawal dari sikap intoleran. Dengan demikian, berbagai rencana aksi itu dirancang untuk mempromosikan paham toleransi dan meredam paham dan perilaku intoleran di masyarakat.
Dalam siaran tertulis yang sama, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengingatkan para petinggi kementerian dan lembaga bahwa terorisme merupakan kejahatan lintas batas sehingga itu jadi problem masyarakat dunia.
Ia menyampaikan saat ini kementerian dan lembaga di Indonesia telah membantu BNPT menjalankan berbagai program deradikalisasi yang telah berjalan selama 7 tahun.
Sejak tahun lalu, program deradikalisasi itu digelar secara khusus di lima provinsi prioritas, yaitu Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
“Saya yakin kita dapat mewujudkan penanggulangan terorisme di lima wilayah provinsi,” kata Mahfud.
Rencana aksi penanggulangan terorisme untuk tahun ini telah diteken oleh perwakilan dari 46 kementerian dan lembaga bersama BNPT di Jakarta, Jumat (8/4).
Upacara penandatanganan itu disaksikan Kepala BNPT, Menkopolhukam, dan perwakilan pejabat tinggi 46 kementerian dan lembaga anggota Tim Sinergitas BNPT 2022.
Baca juga: BNPT: Sinergi, koordinasi, komunikasi kunci suksesnya deradikalisasi
Baca juga: BNPT siapkan standar layanan informasi publik berkualitas
Baca juga: Festival musik BNPT isi ruang kosong cegah radikalisme
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022