Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan terkoreksi, mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia.Indeks saham di Asia sore ini mayoritas ditutup turun di tengah kekhawatiran munculnya tekanan pada aktivitas ekonomi
IHSG ditutup melemah 7,04 poin atau 0,1 persen ke posisi 7.203,79. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 14,55 poin atau 1,39 persen ke posisi 1.029,27.
"Indeks saham di Asia sore ini mayoritas ditutup turun di tengah kekhawatiran munculnya tekanan pada aktivitas ekonomi sebagai akibat dari kenaikan suku bunga, perang antara Rusia dan Ukraina, serta upaya Tiongkok dalam menahan penyebaran virus COVID-19," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Senin.
Sejumlah investor khawatir bank sentral AS, setelah dituduh terlambat bereaksi terhadap lonjakan inflasi, mungkin akan memperketat kebijakan moneter dengan terlalu agresif sehingga mendorong ekonomi AS masuk ke dalam resesi.
Investor juga bersiap menghadapi hasil pertemuan kebijakan bank sentral di Eropa (ECB), Kanada (BOC) dan Selandia Baru (RBNZ) minggu ini.
Investor mengantisipasi perubahan dramatis pada sikap ECB dengan mengumumkan penghentian lebih awal dari program pembelian obligasi (quantitative easing) pada Mei sehingga membuka peluang untuk kenaikan suku bunga acuan pada Juni. Sementara itu, BOC dan RBNZ diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin minggu ini.
Di Tiongkok, laju inflasi di tingkat produsen melambat namun masih lebih tinggi dari ekspektasi, tepat pada saat Tiongkok bergulat dengan tekanan harga akibat dari invasi Rusia ke Ukrania dan gangguan rantai pasok.
Indeks Harga Produsen atau Producer Price Index (PPI) mencapai 8,3 persen (yoy), terendah sejak April 2021 dan lebih lambat dari laju kenaikan 8,8 persen (yoy) pada Februari. Namun demikian, PPI masih tumbuh lebih tinggi dari ekspektasi 7,9 persen (yoy).
Dari dalam negeri, investor mencerna rilis data penjualan eceran (ritel) yang tumbuh 12,9 persen pada Februari, laju terendah sejak November 2021, menyusul pertumbuhan 15,2 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Dengan demikian, penjualan eceran sudah mencatatkan pertumbuhan positif selama lima bulan beruntun.
Dibuka menguat, IHSG menghabiskan waktu di zona hijau hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih berada di teritori positif namun melemah jelang penutupan perdagangan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor terkoreksi dimana sektor barang baku turun paling dalam yaitu minus 2,87 persen, diikuti sektor infrastruktur dan sektor properti & real estat masing-masing minus 1,49 persen dan minus 1,26 persen.
Sedangkan dua sektor meningkat yaitu sektor transportasi & logistik dan sektor teknologi masing-masing sebesar 5,56 persen dan 1,59 persen.
Penutupan IHSG diiringi aksi beli saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing di seluruh pasar sebesar Rp1,12 triliun. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi beli asing dengan jumlah beli bersih Rp801,15 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.845.704 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 46,19 miliar lembar saham senilai Rp21,6 triliun. Sebanyak 154 saham naik, 412 saham menurun, dan 128 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 164,28 poin atau 0,61 persen ke 26.821,52, Hang Seng turun 663,71 poin atau 3,03 persen ke 21.208,3, dan Straits Times terkoreksi 18,2 poin atau 0,54 persen ke 3.365,08.
Baca juga: IHSG awal pekan diperkirakan melemah, ikuti koreksi bursa saham Asia
Baca juga: IHSG jelang akhir pekan kembali tembus rekor tertinggi
Baca juga: IHSG Senin dibuka menguat 1,17 poin
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022