"Silaturahmi harus senantiasa kita jaga karena merupakan pilar dari ketahanan nasional kita. Semangat persaudaraan, kecintaan pada Tanah Air, gotong royong, dan solidaritas sesama anak bangsa merupakan kunci dari ketahanan nasional kita," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Muhaimin juga menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas acara silaturahmi tersebut. Selain itu, dia juga berbuka puasa bersama dengan puluhan pekerja migran.
Di hadapan para pekerja migran, dia menyampaikan bahwa kondisi ekonomi Indonesia semakin membaik pascapandemi COVID-19. Menurutnya, momentum perbaikan ekonomi itu harus diikuti dengan upaya serius dari Pemerintah untuk mengatasi ketimpangan yang masih tinggi.
"Kasus kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng menunjukkan bahwa struktur ekonomi kita masih tidak adil, yang menunjukkan bahwa ekonomi kita masih didikte oleh segelintir orang," jelasnya.
Baca juga: MoU pelindungan PMI dengan Malaysia masukkan poin upah minimum
Dia juga menegaskan ekonomi di Indonesia harus dibangun secara berkeadilan, dengan prinsip utama memajukan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia, sebagaimana diamanatkan Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara RI 1945.
Implementasi Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 tersebut adalah mandat konstitusi yang harus menjadi panduan pembangunan ekonomi nasional, katanya.
"Selama ini, Pasal 33 belum menjadi panduan pembangunan ekonomi kita. Saya memandang bahwa kunci keberhasilan pembangunan nasional kita terletak pada pelaksanaan Pasal 33, khususnya ayat 3 UUD 1945, karena hal ini membuat ekonomi kita mengabdi ke kemakmuran rakyat, bukan ke segelintir orang," katanya.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Silaturahmi Maksum Jalal dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas kesediaan Muhaimin bersilaturahmi dengan para PMI yang bermukim di Arab Saudi.
Di sela-sela acara silaturahmi, Muhaimin juga menerima keinginan tiga pekerja migran yang meminta bantuannya untuk kembali ke Indonesia. Mereka adalah PMI asal Kabupaten Jembrana, Bali, yang terhambat masalah imigrasi sehingga belum bisa pulang ke Indonesia.
"Ada tiga orang PMI bertemu kami pas buka puasa bersama. Mereka ingin ikut balik ke Indonesia bareng karena terhambat imigrasi," ujarnya.
Baca juga: Himsataki: Jangan ada monopoli dalam penempatan pekerja migran
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022