• Beranda
  • Berita
  • Asosiasi Pengusaha Logistik: Presidensi G20 peluang tarik investasi

Asosiasi Pengusaha Logistik: Presidensi G20 peluang tarik investasi

12 April 2022 21:51 WIB
Asosiasi Pengusaha Logistik: Presidensi G20 peluang tarik investasi
Ilustrasi- Kapal logistik Tol Laut Kendhaga Nusantara 13 sedang mengatur kontainer berisikan beras sebelum di kirim ke pasar Sulawesi Utara di Pelabuhan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Selasa (19/1/2021). ANTARA/Moh Ridwan

Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan Presidensi G20 Indonesia dapat menjadi peluang untuk menarik banyak investasi ke Indonesia.

“Yang kita inginkan adanya kesepakatan dagang, kesepakatan usaha, dan kesepakatan investasi dalam bentuk nyata yang dapat bermanfaat untuk Indonesia. Itu yang menjadi harapan kita sebagai pelaku usaha agar dampak manfaatnya dirasakan bersama. Oleh karena itu memang harus inklusif dan kolaboratif,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa.

Presidensi G20 menjadi peluang Indonesia menunjukkan kepada dunia keberhasilan menjaga surplus neraca dagang dalam kurun waktu 22 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 di tengah penyebaran COVID-19.

Keberhasilan ini tentu semakin membuka peluang untuk menarik investor dunia menanamkan modalnya di Indonesia, terutama di sektor logistik yang pulih lebih cepat dibandingkan sektor lain.

“Industri logistik adalah yang paling awal terdampak pandemi. Tapi kita juga yang paling cepat recovery,” katanya. Pada Maret 2020 industri logistik terkontraksi 32 persen, tetapi empat bulan kemudian terjadi pemulihan di sektor industri logistik yang terdiri dari logistik barang dan transportasi.

“Terbukti tahun 2021 lalu dengan pertumbuhan ekonomi kita positif 3,2 persen, pertumbuhan di logistik sekitar 5 sampai 6 persen. Artinya terjadi perbaikan dan bergerak ke depan,” ungkapnya.

Ia menambahkan pemulihan ekonomi tidak bisa terlepas dari kolaborasi banyak pihak sehingga terwujud inklusivitas.

Sektor logistik dan transportasi Indonesia termasuk dalam mata rantai pasok global sehingga pemulihannya memerlukan kolaborasi untuk dapat berhasil, misalnya dengan dengan kolaborasi bersama perusahaan informasi teknologi (IT) yang menopang industri logistik.

“Misalnya perusahaan IT yang berkolaborasi atau berpartner dengan orang yang punya keahlian di bilang logistik misalnya. Itu salah satu bentuk kolaborasi yang menurut saya cukup konkrit,” ujarnya.

Kolaborasi juga bisa dilakukan bisa dengan memanfaatkan gudang-gudang yang belum dioperasikan secara optimal.

“Yang kita harus pikirkan untuk mendorong barang ini kan mulai dari petani, pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), besar maupun yang bergerak di bidang IT. Bagaimana produk kita bisa dikenal di luar negeri dan mengirimkannya dan mempunyai daya saing,” katanya.

Terkait dengan Presidensi G20 Indonesia 2022, Yukki menuturkan sebagai sebuah peluang besar. Sebagai pelaku usaha berharap hasil dari pertemuan antar negara G20 ini tidak sebatas kesepakatan antar negara saja.

“Yang kita inginkan adanya kesepakatan dagang, kesepakatan usaha dan kesepakatan investasi dalam bentuk nyata yang dapat bermanfaat untuk Indonesia. Itu yang menjadi harapan kita sebagai pelaku usaha agar dampak manfaatnya dirasakan bersama. Oleh karena itu memang harus inklusif dan kolaboratif,” ujarnya.
Baca juga: Pelni teken MoU dengan Pelindo untuk perkuat bisnis logistik
Baca juga: Luhut ungkap perlunya transformasi digital di sektor transportasi


 

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022