SVP Sekretaris Perusahaan PKT Teguh Ismartono di Jakarta, Kamis, mengatakan PKT terus menyeimbangkan kinerja pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, untuk menciptakan pertumbuhan usaha yang berkualitas hingga mampu membangun kemandirian ekonomi masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan lewat prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) yang terus dikedepankan.
“Di tengah berbagai tantangan, penting untuk menyelaraskan antara bisnis dan operasional perusahaan dengan kondisi sosial dan ekonomi yang sehat. Karena itu, kami secara konsisten mengedukasi masyarakat sekitar agar memadukan kemampuan mendapatkan sumber pendapatan sambil mengelola dan meningkatkan kelestarian alam lingkungan sekitar," kata dia.
Teguh melanjutkan pelatihan yang intens dilaksanakan selama beberapa tahun, beberapa binaan PKT berhasil mencapai exit program karena mampu berkembang dan mandiri secara berkelanjutan.
"Tentu ke depan kami ingin terus melakukan pembinaan yang berkesinambungan agar kesejahteraan dan kemandirian bisa merata. Ini sejalan dengan tujuan PKT dalam mendorong tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), sekaligus menguatkan peran PKT sebagai agen pembangunan," kata Teguh.
Seperti diketahui, Kota Bontang di Kalimantan Timur merupakan kota maritim berkebudayaan industri yang bertumpu pada kualitas sumber daya manusia dan lingkungan hidup. Sebagai salah satu perusahaan yang bermarkas di Bontang, PKT terus memperkuat komitmen untuk konsisten meningkatkan produktivitas masyarakat maritim di kota tersebut.
Hal ini terwujud dalam berbagai program yang telah dijalankan, dari mulai pengelolaan dan reduksi limbah, pengelolaan keanekaragaman hayati, hingga pengelolaan emisi. Di sisi sosial, berbagai program pendidikan juga telah dilakukan.
Tiga mitra binaan PKT tahun ini berhasil memasuki program exit strategy setelah dinilai mampu mandiri di berbagai sektor yang dikembangkan selama masa pembinaan lima tahun terakhir.
Beberapa program masyarakat binaan PKT yang saat ini sudah mampu berdiri sendiri atau masuk program exit strategy di antaranya budidaya tanaman obat keluarga oleh kelompok Makrifah Herbal, LPK Suvi Training, dan Inkubator Bisnis Permata Bunda.
Makrifah Herbal merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan akses masyarakat marjinal terhadap akses pekerjaan dengan cara budidaya TOGA dan produk turunan dari hulu sampai ke hilir dengan legalitas usaha berbentuk CV. Dengan masa pembinaan pada 2017-2021, program ini mampu berkembang di sepuluh sektor usaha. Pada 2021, program ini telah menjadi pusat edukasi herbal di wilayah Bontang
Sementara Inkubator Bisnis (Inbis) Permata Bunda Dengan masa pembinaan mulai 2016-2021 telah menjadi wadah persiapan kemandirian penyandang difabel melalui Sustainable Entrepreneurship Program for Disability (SEP) yang berfokus pada pelatihan, pemagangan, penempatan kerja dan pendampingan wirausaha.
Dalam konteks exit strategy, Inbis Permata Bunda berfokus pada replikasi secara masif melalui program ‘Suarakan Karya' dan ‘I-Youth (Inclusive Youth Hub)' yang telah dijalankan dalam dua sesi.
Melalui pembinaan PKT pada 2018-2021, LPK Suvi Training telah menjadi lembaga pelatihan bagi masyarakat untuk penguatan pendidikan vokasi di Indonesia.
LPK ini menjadi satu-satunya lembaga pelatihan di Bontang dengan kurikulum berstandar industri dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Bahkan di masa pandemi COVID-19, LPK Suvi Training tetap produktif dengan jumlah peserta didik antara 300-400 orang dalam satu tahun.
Selain itu, berdasarkan hasil survey kepuasan lingkungan tahun 2021, program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PKT dinilai mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat hingga engagement perusahaan dengan stakeholder dengan nilai mencapai 89,62 persen.
Baca juga: Pupuk Kaltim raih dua penghargaan TOP CSR Awards 2022
Baca juga: Pupuk Kaltim targetkan 25.000 petani ikut Program Makmur tahun ini
Baca juga: Pupuk Kaltim perkuat inovasi berbasis digital
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022