• Beranda
  • Berita
  • Asosiasi Pesantren NU DKI: Habib Mundzir wariskan cara dakwah lembut

Asosiasi Pesantren NU DKI: Habib Mundzir wariskan cara dakwah lembut

16 April 2022 19:53 WIB
Asosiasi Pesantren NU DKI: Habib Mundzir wariskan cara dakwah lembut
Ketua Pengurus Wilayah Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI/Asosiasi Pesantren NU) DKI Jakarta KH. Rakhmad Zailani Kiki pada Talkshow Inspirasi Ramadhan program sahur bertajuk "Keteladanan Habib Mundir Al Musawa", yang tayang melalui akun Youtube BKN PDI Perjuangan, Sabtu (16/4/2022). ANTARA/HO-PDIP
Ketua Pengurus Wilayah Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI/Asosiasi Pesantren NU) DKI Jakarta KH Rakhmad Zailani Kiki berpendapat Habib Mundzir Al Musawa merupakan sosok ulama yang alim dan menaruh perhatian tinggi terhadap pentingnya berdakwah dengan cara-cara yang bijak.
 
"Dakwah yang merupakan medium untuk mengajak umat pada kebajikan harus berpedoman pada garis-garis yang sejalan dengan kebaikan, yang mengedepankan kasih sayang dan menjaga persatuan," kata Kiai Rakhmad pada Talkshow Inspirasi Ramadhan program sahur bertajuk "Keteladanan Habib Mundir Al Musawa", yang tayang melalui akun Youtube BKN PDI Perjuangan, Sabtu.
 
Menurut dia, Habib Mundzir hidupnya sangat singkat, tapi beliau sudah meninggalkan sebuah warisan yang luar biasa untuk kehidupan Islam rahmatan lil 'alamin.
 
"Yaitu, tentang dakwah islam yang lembut, yang sejuk yang penuh kasih sayang, yang menjaga betul dan merawat kebangsaan ini," ujar Kiai Rakhmad dalam siaran persnya.

Baca juga: Sejarawan: Bung Karno ingin Islam di Indonesia lebih maju
Baca juga: Cendekiawan Muslim: Nilai-nilai Pancasila cerminan ajaran Islam
Baca juga: Gus Yahya ingatkan ulama harus mengayomi dan mengasihi umat

 
Keberhasilan Habib Mundzir dalam menyampaikan ajaran-ajaran Islam adalah untuk menciptakan kemaslahatan, terutama dalam hal mengajak umat pada kebaikan, menyampaikan nasihat atau pesan dengan tujuan memberikan manfaat, maka metode yang santun amat mutlak diperlukan.
 
Metode Habib Mundzir dalam berdakwah adalah dengan menyebarkan cinta dan kasih sayang Allah SWT yang membuat hati pendengar sejuk.
 
"Dakwahnya itu tidak lain tidak jauh dari urusan bagaimana memuliakan, bagaimana mengejawantahkan nilai-nilai kasih sayang agama Islam, dan teladan, cinta kasih dan rahmatan lil 'alamin," jelasnya.
 
Kemudian, Habib Munzir dinilainya sosok yang sangat sederhana, saat awal-awal Habib Mundzir berdakwah yang kerap naik angkutan umum, mulai berdakwah dengan mengunjungi rumah-rumah.
 
Habib Mundzir juga kerap berbaur dengan masyarakat dan memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan.
 
"Dakwahnya dari naik angkot ke angkot, di tasnya isi kitab semua, apa yang diajarkan? Islam yang penuh rahmatan lil 'alamin, keteladanan nabi Muhammad SAW," tuturnya.
 
Dia menambahkan, nama Habib Mundzir Al Musawa semakin di kenal setelah mendirikan Majelis Rasulullah pada tahun 1998 yang merupakan misi mulia karena menjadi jembatan untuk menciptakan keseimbangan dalam hidup.
 
Harapannya, semua jamaahnya bisa meniru dan mencontoh Rasulullah SAW dan menjadikannya sebagai panutan hidup.
 
Majelis Rasulullah ini didirikan berbarengan dengan kondisi Indonesia yang sedang mengalami ujian, saling curiga satu sama lain,
 
"Kita sedang di era reformasi, negara ini sedang luluh lantah masalah politik, kebangsaan kita lagi di uji, Majelis Rasulullah hadir," kata Kiai Rakhmad.
 
Majelis Rasulullah yang didirikan Habib Mundzir Al Musawa bermula dari tiga orang yang rutin membuka majelis dan melakukan kegiatan ibadah, berzikir serta membaca selawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
 
Namun, lanjut dia, karena sikap ketawadukan dan kesalehan Habib Mundzir, Majelis Rasulullah ini cepat tersebar dan di kenal masyarakat luas.
 
Seiring berjalannya waktu, jamaah Majelis Rasulullah sudah mencapai jutaan orang dari seluruh pelosok Indonesia, dan memusatkan pengajiannya di Masjid Raya Almunawar Pancoran, Jakarta Selatan.
 
Jamaah Majelis Rasulullah ini berkembang pesat lantaran ajaran-ajaran yang di kembangkan Habib Mundzir, adalah ajaran Islam yang penuh kasih sayang dan senantiasa memberikan kesejukan.
 
"Ketika jumlahnya ribuan apakah mengundang chaos? Apakah membuat sesuatu yang panas di tengah bangsa kita? Tidak. Tapi memberikan kesejukan," ucapnya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2022