Cyberspace Administration of China, dikutip dari Reuters, Senin, memulai kampanye ini dengan mengawasi konten "pornografi, jelek, aneh, palsu dan judi".
Kampanye ini berlangsung selama dua bulan ke depan, menargetkan perusahaan jaringan multikanal (MCN), video pendek dan siaran langsung (live streaming). Selain itu, akun-akun yang yang menyiarkan konten ilegal juga akan ditindak.
China tahun lalu mengadakan "operasi khusus" untuk menghapus lebih dari 1 miliar akun online dan ribuan situs, supaya ruang digital mereka sesuai dengan nila-nilai sosialis yang dianut negara itu,
Pada kampanye tahun ini, China menambah perusahaan MCN, pertanda regulator mulai menaruh perhatian pada perusahaan yang berada di balik konten yang viral di media sosial.
Perusahaan MCN juga biasanya memanajeri pemengaruh (influencer), yang belakangan ini juga menjadi sorotan untuk isu penghindaran pajak.
Regulator juga memperingatkan bahwa platform siaran langsung dan video singkat yang tiadk memberikan sumber pendapatan dari penyiar atau operator akan, atau tidak mendeklarasikan pajak untuk menghindari pajak, juga akan menjadi target kampanye ini.
Baca juga: Presiden Filipina tolak RUU media sosial
Baca juga: Akademisi: Kampanye toleransi beragama perlu mengoptimalkan medsos
Baca juga: Elon Musk ingin buat platform media sosial
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022