Kementerian Kesehatan RI membagi kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di daerah ke dalam dua tahap pelaksanaan yaitu di bulan Mei dan Agustus 2022.Upaya meningkatkan imunisasi dasar lengkap kita laksanakan dua tahap mulai Mei 2022
"Upaya meningkatkan imunisasi dasar lengkap kita laksanakan dua tahap mulai Mei 2022. Kemenkes melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Nasional," kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, Prima Yosephine dalam Seminar Media Pekan Imunisasi Dunia 2022 secara virtual yang diikuti dari Aplikasi Zoom di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan tahap pertama BIAN pada Mei dilaksanakan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Sedangkan tahap kedua akan berlangsung pada Agustus 2022 di Jawa dan Bali.
Baca juga: Kemenkes ajak semua pihak jadi penggerak capaian cakupan imunisasi
Selama periode BIAN, satu dosis imunisasi Campak-Rubella akan diberikan terlepas dari status imunisasi sebelumnya sesuai target berdasarkan rekomendasi yang ditetapkan untuk masing-masing wilayah. Satu atau lebih jenis imunisasi akan diberikan untuk melengkapi status imunisasi anak usia kurang dari 5 tahun.
Prima mengatakan COVID-19 telah mengakibatkan cakupan imunisasi rutin lengkap anak menjadi rendah. Dampaknya sekitar 800 ribu anak Indonesia berisiko lebih besar tertular penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti difteri, tetanus, campak, rubella dan polio.
Baca juga: Bulan Imunisasi Anak Nasional bergulir Mei 2022
Berdasarkan laporan terbaru Kementerian Kesehatan RI cakupan imunisasi dasar lengkap telah menurun secara signifikan sejak awal pandemi COVID-19, dari 84,2 persen pada 2020 menjadi 79,6 persen pada 2021.
Penurunan cakupan imunisasi rutin disebabkan oleh berbagai faktor termasuk gangguan rantai pasokan, aturan pembatasan kegiatan, dan berkurangnya ketersediaan tenaga kesehatan, yang menyebabkan penghentian sebagian layanan vaksinasi pada puncak pandemi COVID-19.
Survei Kementerian Kesehatan dan UNICEF yang dilakukan pada 2020 juga menemukan bahwa setengah dari orang tua dan pengasuh yang disurvei enggan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan karena takut tertular COVID-19 atau khawatir tidak ada protokol kesehatan yang tepat.
Baca juga: Pemerintah jalankan tiga strategi BIAN kejar cakupan imunisasi
Sementara itu Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan tertulis mengatakan pemerintah berupaya memulihkan cakupan imunisasi dasar yang hilang akibat gangguan kegiatan imunisasi selama pandemi COVID-19.
Budi mengajak orang tua maupun pengasuh untuk membawa anak yang belum mendapat imunisasi lengkap ke Puskesmas, Posyandu dan fasilitas kesehatan lainnya selama periode BIAN berlangsung.
“Dengan momentum pekan imunisasi dunia ini diharapkan dapat meningkatkan semangat tenaga kesehatan, masyarakat dan jajaran pemerintah daerah maupun mitra pembangunan menjalankan program imunisasi demi tercapainya tujuan keluarga Indonesia yang sehat dan berkualitas,” katanya.
Baca juga: Sulsel-Unicef kembali canangkan bulan imunisasi anak sekolah
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022