Kepala BPBD Kabupaten Halut Abner Manery dihubungi, Selasa, mengatakan rumah rusak berat dan sedang serta ringan mencapai 137 rumah yang tersebar di tiga kecamatan dan ada dua korban jiwa dengan luka ringan karena terkena reruntuhan material waktu gempa.
Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG menyatakan gempa pada hari Senin (18/4) kemarin berkekuatan Magnitudo 5.2 sekitar 12.04.58 WIT, namun tidak berpotensi tsunami dan berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,0.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,97° LU ; 127,83° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Galela Utara, Halmahera Utara, Malut pada kedalaman 116 km.
Sedangkan, jenis dan mekanisme gempa bumi dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Laut Maluku.
Baca juga: BNPB: 101 rumah rusak akibat gempa M5 di Halmahera Utara
Baca juga: BPBD: Gempa menimbulkan kerusakan di beberapa desa di Halmahera Utara
Selain itu, kata Abner, gempa Halut itu mengakibatkan dua korban yang mengalami luka akibat gempa yakni Solofe Bahagia (50 tahun) dan Fitria Abdul (13 tahun).
Menurut dia, saat ini jumlah rumah rusak mencapai 137 unit yang tersebar di 3 kecamatan. 137 unit rumah tersebut terbagi atas Rusak Berat berjumlah 24, Rusak Ringan 54 dan rusak sedang 59.
"Jumlah sementara 137 di 11 desa diantaranya, kecamatan Galela Barat. Desa Ngidiho satu rumah rusak berat 37 rusak sedang, Desa Makete satu rumah rusak sedang, Desa Dokulamo 15 rumah rusak berat, Desa Duma enam rumah rusak ringan, dan Desa Kira satu rumah rusak sedang dan tujuh rusak ringan.
Kemudian untuk kecamatan Galela yakni, Desa Barataku 12 rumah rusak sedang dan 21 rusak ringan, Desa Simau delapan rumah rusak berat 11, Desa Pune satu rumah rusak ringan, Desa Soasio 1 rumah rusak ringan dan Desa Toweka delapan rumah rusak sedang dan enam rumah rusak ringan.
"Sementara kecamatan Galela Selatan hanya satu desa Seki dengan jumlah satu rumah rusak ringan. Adapun masjid desa Ngidiho juga yang rusak parah akibat gempa. Ini baru data sementara dan masih di data agar rampung," ujarnya.
Saat ini tengah dilakukan proses pendataan sendiri biasanya memakan waktu hingga 3 hari kerja dan saat ini kebutuhan mendesak yakni Rumah ibadah darurat dan tempat tinggal sementara.
"Kami dari Pemda siap bangun masjid sementara dibantu oleh TNI Polri bersama masyarakat setempat," katanya.
Pihaknya juga meminta kepada seluruh masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca juga: Gempa bermagnitudo 5 sebabkan kerusakan bangunan di Halmahera Utara
Baca juga: Gempa guncang Halmahera dipicu patahan pada Lempeng Laut Maluku
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022