Direktur Pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Erwin Dwiyana mengatakan di Jakarta, Selasa, peningkatan produksi tuna Indonesia bahkan lebih tinggi dibandingkan rata-rata produksi dunia.
"Produksi Indonesia mengalami kenaikan rata-rata 3,66 persen, lebih tinggi dari kenaikan rata-rata dunia sebesar 3,42 persen," kata Erwin.
Indonesia menjadi produsen tuna terbesar di dunia diikuti oleh Filipina dengan pangsa produksi 7,3 persen, Vietnam 6,6 persen, dan Ekuador 6,1 persen. Produksi tuna terbesar di Indonesia yaitu dari jenis skipjack tuna dan yellowfin tuna.
Namun Erwin mengungkapkan, kendati Indonesia sebagai produsen tuna terbesar di dunia, namun belum bisa menjadi pengekspor tuna terbesar di dunia. Berdasarkan data ITC Trademap, Indonesia hanya menjadi eksportir tuna nomor enam dunia dengan pangsa pasar 5,33 persen pada tahun 2020.
Eksportir tuna terbesar dunia dipimpin oleh Thailand dengan pangsa pasar 17,73 persen, diikuti China 8,45 persen, Spanyol 8,20 persen, Ekuador 7,98 persen, dan Taiwan 5,57 persen.
Sepanjang Januari hingga Desember 2021, Indonesia paling banyak mengekspor tuna, cakalang, tongkol ke Uni Eropa sebesar 28,8 persen dari total ekspor, ASEAN 24,7 persen, Jepang 17,9 persen, Amerika Serikat 8,7 persen, dan negara lainnya 21,6 persen.
Menurut Erwin, penyebab pangsa pasar tuna Indonesia masih rendah dikarenakan tingkat daya saing Indonesia belum terlalu kompetitif. Aspek yang terkait dengan daya saing tuna Indonesia yaitu produk, harga dan pelayanan.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022