China telah sering terkena skandal obat palsu meskipun pemerintah berjanji untuk meningkatkan pengawasan industri, sehingga memicu kemarahan masyarakat atas kontrol yang longgar dan korupsi para pejabat, lapor AFP.
Kementerian Keamanan Publik mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sekitar seribu polisi menggerebek 117 lokasi pembuatan dan penjualan obat-obatan palsu.
Operasi itu adalah hasil dari penyelidikan selama empat bulan setelah polisi menemukan obat-obatan kadaluwarsa yang dikemas ulang oleh jaringan itu, atau penggunaan bahan-bahan berbahaya untuk membuat obat palsu antara lain pakan ternak dan senyawa kimia berbahaya untuk membuat tablet.
"Dalam rangka untuk membuat obat palsu yang mirip dengan obat yang sesungguhnya dalam warna, berat dan lainnya, beberapa orang bahkan menambahkan bubuk besi dan diazepam (yang digunakan untuk
mengobati gangguan kecemasan) ke dalam produk mereka ... yang menyebabkan bahaya besar untuk pasien," katanya.
Pernyataan itu tidak menyebutkan apakah ada orang yang meninggal atau jatuh sakit setelah mengonsumsi obat-obatan palsu itu atau ketika operasi dilakukan.
Sebagian besar obat palsu itu dijual ke klinik dan apotek di luar kota atau di daerah pedesaan, dan para penjual menggunakan koran, majalah dan khususnya internet untuk promosi, katanya.
Kasus itu adalah yang terbaru dalam serangkaian skandal keamanan makanan dan obat yang melanda bangsa itu.
Pada tahun 2007, Zheng Xiaoyu, mantan Kepala Badan Pengawas Makanan dan Obat negara itu dieksekusi karena menerima suap 850 ribu dolar AS sebagai imbalan atas persetujuannya pada ratusan obat-obatan, beberapa di antaranya kemudian terbukti berbahaya.
Kasus ini dipicu oleh janji pemerintah untuk meningkatkan pengawasan pada industri makanan dan obat-obatan di negara itu, namun insiden tetap terjadi sejak saat itu.
Salah satu skandal terbesar muncul pada 2008 ketika sejumlah besar dari senyawa kimia melamin ditemukan telah ditambahkan secara ilegal ke produk susu bayi, yang menewaskan sedikitnya enam bayi dan membuat sekitar 300 ribu yang lain sakit.
Baru-baru ini pada bulan September, pemerintah menahan 32 orang atas penjualan minyak goreng terbuat dari sisa-sisa yang diambil dari minyak bekas. (G003/Z002)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011