“Antibodi COVID-19 sudah 99 persen adalah hasil studi ilmiah terhadap 21 kabupaten/kota asal mudik di Jawa-Bali. Kalkulasi secara ilmiah, risiko lonjakan kasus akibat mudik bisa teredam dengan tingginya antibodi masyarakat daerah asal mudik,” kata Abraham, di Gedung Bina Graha Jakarta, Rabu.
Meski demikian, Abraham tetap mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai gejala-gejala COVID-19 dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Terlebih, jika di daerah tujuan mudik masih ada lansia yang belum divaksin.
“Masyarakat jangan jumawa, jangan lupa masker. Kalau demam, batuk, pilek dan sakit tenggorokan tetap harus waspada. Memiliki antibodi bukan jaminan tidak bisa menulari ke orang lain. Apalagi jika di lingkungan sekitar pemudik ada lansia yang belum divaksin,” tegasnya.
Seperti diketahui, hasil Sero Survei Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, antibodi COVID-19 masyarakat Indonesia sudah mencapai 99,2 persen, baik antibodi yang berasal dari vaksinasi maupun infeksi. Sero survei yang dilakukan pada Maret 2022 ini juga menunjukkan, titer antibodi sudah mencapai 7-8 ribu.
Menkes Budi Gunadi menyampaikan hasil Sero Survei ini menunjukkan kadar antibodi masyarakat tinggi.
Baca juga: KSP imbau masyarakat waspadai gejala COVID-19 dan patuhi syarat mudik
Baca juga: Epidemiolog: Peningkatan antibodi tak jamin lonjakan kasus tak terjadi
Baca juga: Antibodi masyarakat naik jadi 99,2 persen jelang Lebaran
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022