• Beranda
  • Berita
  • Bappenas: Peningkatan produktivitas kunci pertumbuhan jangka panjang

Bappenas: Peningkatan produktivitas kunci pertumbuhan jangka panjang

21 April 2022 13:20 WIB
Bappenas: Peningkatan produktivitas kunci pertumbuhan jangka panjang
Tangkapan layar - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat (Rakorbangpus) 2022 di Jakarta, Kamis (21/4/2022) ANTARA/Agatha Olivia/aa.

Penurunan produktivitas ini menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung stagnan di level lima persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat (Rakorbangpus) 2022 di Jakarta, Kamis, menyebutkan peningkatan produktivitas menjadi kunci penting agar Indonesia terus tumbuh dalam jangka waktu yang panjang.

"Dengan peningkatan produktivitas mudah-mudahan kita mampu menaikkan output potensial, sehingga trajectory ekonomi kita kembali secara berkelanjutan," katanya.

Upaya mengangkat kembali trajectory (lintasan) ekonomi Indonesia tak terlepas dari tujuan bangsa yang tercantum dalam visi Indonesia 2045, yaitu Indonesia maju yang ditandai dengan lepasnya Indonesia dari jebakan kelas menengah atau middle income trap.

Untuk mencapai target ini, Suharso menegaskan pada tahun 2045 pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai rata-rata sebesar 5,7 persen hingga tahun 2045.

Selain itu kontribusi pertumbuhan ekonomi pada kawasan timur Indonesia juga harus didorong dan mencapai 25 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut dia, Indonesia telah mengalami pemulihan ekonomi yang relatif lebih baik saat ini, namun masih perlu dilakukan pembenahan terhadap beberapa persoalan, salah satunya produktivitas.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produktivitas Indonesia menunjukkan tren penurunan selama periode 2010 hingga 2019.

"Penurunan produktivitas ini menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung stagnan di level lima persen," tambahnya.

Kondisi ini, sambung dia, semakin diperberat dengan inovasi yang belum berkembang dengan baik dan dapat dilihat dari indeks inovasi Indonesia yang masih rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.

Tantangan lainnya yang dihadapi Indonesia saat ini adalah masih terdapatnya luka dari krisis COVID-19, di antaranya belum kembalinya tingkat kemiskinan dan pengangguran ke level sebelum pandemi, serta belum pulihnya dunia usaha secara optimal.

Suharso menilai efek luka tersebut cenderung memberi pengaruh seperti terjadinya penurunan di sisi produktivitas, sehingga peningkatan produktivitas menjadi isu yang krusial dalam pembangunan saat ini.

Baca juga: Bappenas: Industri pengolahan akan jadi penggerak ekonomi tahun 2023
Baca juga: Ketua DPD dorong HIPMI Jatim bantu gerakkan ekonomi pasca-COVID
Baca juga: Airlangga: Anggaran pemulihan ekonomi sudah tersalurkan Rp52,6 triliun

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022