Bandung (ANTARA News) - "Bersakit sedikit dahulu bersehat-sehatlah kemudian; ditangisi namun memberi seyuman di kemudian hari; ditakuti tetapi disyukuri setelah disadari."... Sekjen MUI, M. Ichwan Sam, menegaskan dua vaksin, yakni Meningitis Novartis dari Italia dan Tian Yuan dari China tidak mengandung unsur babi...
Itulah ungkapan sederhana yang menggambarkan betapa pentingnya vaksinasi. Seberapa penting dan amankah vaksinasi di tengah rumor bahaya pasca ikutannya?
Meski telah menjadi program nasional, ternyata banyak pihak belum menyadari arti penting vaksinasi atau imunisasi. Lebih dari itu, tahukah Anda di mana diproduksi cairan vaksin itu?
Indonesia boleh berbangga. Di kota yang berjuluk Parijs van Java (Bandung) telah berdiri industri vaksin sejak 121 tahun lalu, peninggalan dari seorang Belanda, dan kini bernama Bio Farma, yang banyak melahirkan inovasi vaksin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan Sertifikat Prakualifikasi kepada Bio Farma. Artinya, khasiat dan keamanannya diakui dunia. Selain itu, sertifikasi Halal LPPOM MUI, lembaga rujukan sertifikasi halal telah semakin memastikan produk Bio Farma itu halal dan baik.
Tubuh manusia memang memiliki mekanisme pertahanan terhadap penyakit. Namun menurut Sekretaris Satgas Imunisasi, dr Soedjatmiko SpAk, tidak ada jaminan tubuh kebal semua kuman ganas, terlebih dalam jumlah banyak. Siapapun beresiko sakit keras, cacat, bahkan kematian.
Vaksinasi dipahami sebagai proses memasukkan bibit penyakit (virus/bakteri) yang dilemahkan atau dimatikan; atau toksin tidak berbahaya ke dalam tubuh melalui oral atau suntikan sehingga merangsang perlawanan dari tubuh guna meningkatkan sistem kekebalan terhadap bibit penyakit yang dimasukkan.
Tidak perlu khawatir, karena kuman yang dimasukkan tidak membahayakan. Ibarat macan ompong yang tak lagi berani bertarung karena tidak lagi bertaring. Dengan proses yang rumit dan teknologi tinggi sehingga kuman bisa diubah menjadi "teman".
Dengan vaksinasi, berbagai penyakit menular dapat dicegah seperti Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis-B, dan Hib yang saat ini dapat divaksinasikan hanya dalam satu kali suntikan dan disebut produk pentavalent. Kini balita tidak perlu lagi "menderita" sampai lima kali disuntik.
Ada pula vaksin campak untuk pencegahan campak, OPV untuk mencegah kelumpuhan akibat polio, dan BCG untuk mencegah komplikasi TBC. Vaksin-vaksin tersebut biasanya diberikan untuk balita, sementara ibu hamil, remaja, dan wanita usia subur bahkan dewasa bisa melakukan vaksinasi tertentu.
Tak perlu ragu
Para orang tua yang memiliki bayi atau balita tidak perlu ragu memvaksinasi anaknya dengan lima imunisasi dasar, yaitu Hepatitis B, BCG, DPT, Polio dan Campak. Anak-anak yang sehat tentunya menjadi dambaan orang tua yang bijak Bagi pasangan yang akan segera menikah hendaknya tidak hanya memikirkan dimana bulan madu akan dihabiskan.
Dalam upaya mencegah infeksi tetanus pada keadaan luka, rencanakan pula kapan waktunya untuk divaksinasi. Vaksinasi Tetanus dianjurkan satu bulan sebelum pernikahan bagi kedua pasangan.
Bagi para pekerja lepas seperti artis dan olahragawan yang hitungan "argonya" tergantung jumlah hari sehingga hilangnya sehari berarti hilangnya peluang dan uang, maka vaksinasi FluBio dapat mencegah mereka dari flu musiman, penyakit ringan yang seringkali merepotkan.
Tidak hanya untuk artis dan olahragawan, bagi para pelajar yang akan menghadapi ujian-ujian penting seperti Ujian Nasional atau Ujian Masuk Perguruan Tinggi pun vaksin flubio bisa meminimalkan resiko sakit flu di saat hari ujian.
Demam berdarah dan diare pun akan dapat dicegah dengan vaksinasi. Begitu pula dengan flu burung dan flu babi yang menular pada manusia, meski vaksinnya saat ini masih dalam proses penelitian dan pengembangan di Bio Farma.
Sementara itu para calon jemaah haji hendaknya juga jangan alergi dengan vaksinasi meningitis. Kini pemerintah telah mengimpor produk dari produsen vaksin yang proses pembuatannya sudah sesuai dengan kaidah kehalalan.
Dalam kaitan ini Sekjen MUI, M. Ichwan Sam, menegaskan dua vaksin, yakni Meningitis Novartis dari Italia dan Tian Yuan dari China tidak mengandung unsur babi. Pemerintah memutuskan membeli dari Novartis sehingga calon jamaah haji tidak perlu khawatir lagi terhadap kehalalan vaksin tersebut.
Di sisi lain, penyakit yang paling ditakuti kaum hawa, yakni kanker serviks juga dapat dicegah dengan vaksinasi, meski masih 100 prosen impor, yakni vaksin HPV yang kini sudah banyak tersedia di dalam negeri. Bagi kaum hawa, kesehatan organ rahim merupakan anugerah yang tak terhingga.
Sangat aman
Terkait vaksinasi, reaksi tubuh pascavaksinasi pasti ada, disebut Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI), karena vaksin tetap merupakan benda asing bagi tubuh. Namun, reaksi vaksinasi sangat aman karena sebelum adanya release vaksin, vaksin dimaksud telah diteliti dan diujicobakan selama lima sampai 10 tahun.
Dari reaksi atau efek samping dan proses pembuatannyalah muncul berbagai kontroversi dan rumor yang menggoyahkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi. Rumor dan kampanye negatif tentang vaksinasi muncul bersamaan dengan kampanye pentingnya vaksinasi.
Sekelompok orang sangat gencar mengampanyekan bahaya vaksinasi, dan umumnya mereka adalah segelintir orang yang hanya melihat permasalahan dari sisi spiritual dengan persepsi subjektif tanpa didasari pengetahuan, objektivitas, dan kajian ilmiah yang memadai.
Isu yang dilemparkan salah satunya "vaksinasi adalah konspirasi Yahudi". Dalam website-nya ternyata isu ini dikaitkan dengan pendiri cikal bakal WHO, yakni Rockefeller Family’s Foundation (1948). Usahawan sangat kaya, Rockefeller memang keturunan Yahudi, tetapi diasosiasikan dengan zionisme internasional.
Beberapa kasus ikutan pascaimunisasi saat itu dipersepsikan sebagai upaya penghancuran generasi muda, terutama umat muslim oleh Yahudi yang masuk melalui program WHO ke negara-negara berkembang.
Sampai saat ini di antara mereka masih banyak yang mengira bahwa vaksin yang beredar di Indonesia adalah produk asing yang disalurkan WHO, padahal sebagian vaksin yang disalurkan WHO ke negara berkembang adalah buatan Bio Farma.
Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) sebagai suatu reaksi atau kejadian yang muncul pascavaksinasi haruslah dianalisis dengan teliti dan sangat hati-hati sebelum adanya sebuah kesimpulan.
Beberapa kasus lumpuh setelah vaksinasi polio atau terserang TBC setelah vaksinasi BCG, setelah diteliti secara mendalam oleh para ahli kedokteran ternyata penderitanya sudah terinfeksi lebih dahulu sebelum divaksinasi yang gejalanya muncul kebetulan setelah proses vaksinasi.
Selain itu kegagalan vaksinasi karena reaksi tubuh setiap orang yang memang unik juga sangat dimungkinkan sehingga tidak terbentuk kekebalan tubuh dari bibit penyakit yang dimasukkan. Artinya, risiko terinfeksi masih besar, dan perlu divaksinasi ulang.
Idealnya memang sebelum dan sesudah vaksinasi dilakukan pengambilan darah yang bertujuan untuk mengukur titer antibodi dari antigen (vaksin) yang akan dimasukkan sehingga bisa diteliti seperti apa keberadaan awal antibodinya dan seperti apa perubahannya setelah divaksinasi.
Vaksinasi merupakan tindakan preventif, yaitu sebelum terinfeksi dan di saat tubuh sedang sehat; sedangkan pengobatan bersifat kuratif, tindakan di saat tubuh seseorang sudah sakit. Karena itu vaksinasi sejalan prinsip gaya hidup sehat, yaitu bersifat pencegahan.
Cara pandang seperti ini diharapkan dapat semakin membuka paradigma masyarakat, gaya hidup sehat di era modern kini bertambah satu program lagi, yakni sehat dengan vaksinasi.
Vaksinasi di luar imunisasi dasar yang telah menjadi program pemerintah memang relatif mahal. Namun perlu disadari bahwa investasi kesehatan terkadang mahal, tetapi jauh lebih mahal ketika kesehatan itu sudah hilang. (*) penulis staf pelatihan PT Bio Farma
Oleh Yudiana Taufik (*)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011