Taiwan sedang menghadapi lonjakan kasus lokal yang jumlah keseluruhannya masih relatif kecil yakni 15.544 sejak 1 Januari 2022.
Diketahui hanya empat orang yang meninggal, dengan lebih dari 99 persen dari mereka yg terinfeksi mengalami gejala ringan atau tanpa gejala.
Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan pada Rabu malam mengatakan telah menyetujui dosis booster kedua untuk kaum lansia dan juga penghuni fasilitas perawatan jangka panjang.
Penderita gangguan imun, termasuk pasien dialisis dan orang-orang yang menerima transplantasi organ, diizinkan untuk mendapatkan dosis booster ketiga, katanya.
Penerima booster kedua atau ketiga harus berjarak minimal lima bulan dari dosis terakhir dan bisa memilih vaksin yang tersedia , yaitu Moderna, Pfizer/BioNTech, merek Medigen buatan Taiwan atau Novavax.
Korea Selatan telah mengizinkan dosis booster kedua bagi warga berusia 60 tahun ke atas. Sementara, Singapura mengaku berencana memberikan dosis booster kedua bagi warga berusia di atas 80 tahun.
Sekitar 80 persen dari 23 juta orang Taiwan kini telah mendapatkan dosis kedua vaksin COVID-19 dan hampir 60 persen sudah disuntik booster pertama dengan tetap mewajibkan pemakaian masker.
Pemerintah memperingatkan bahwa kemungkinan terjadi lonjakan lebih lanjut yang dipicu oleh varian Omicron yang lebih menular. Akan tetapi otoritas mengejar kebijakan untuk hidup berdampingan dengan COVID-19 guna membatasi dampak terhadap perekonomian, ketimbang penguncian.
Saat konferensi pers pada Kamis Menteri Kesehatan Chen Shih-chung, yang memprediksikan 10.000 kasus harian pada akhir April, mengatakan puncak gelombang saat ini belum terjadi.
Sejak pandemi dimulai dua tahun lalu Taiwan melaporkan 43.243 kasus dan 856 kematian COVID-19.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kasus COVID-19 di Taiwan bisa 10 ribu per hari akhir April
Baca juga: Masuk tempat hiburan di Taiwan wajib sertakan bukti vaksin
Baca juga: Taiwan: Vaksin BionTech tersedia lebih awal dari perkiraan
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022