• Beranda
  • Berita
  • Para aktivis lingkungan serukan "Selamatkan Tanah di Bali"

Para aktivis lingkungan serukan "Selamatkan Tanah di Bali"

23 April 2022 22:35 WIB
Para aktivis lingkungan serukan "Selamatkan Tanah di Bali"
Artis dan duta besar Save Soil (Selamatkan Tanah) Raline Shah sedang bicara dan kampanyekan upaya menyelamatkan tanah di Bali. (Adi Lazuardi)

Para artis, pengusaha dan aktivis lingkungan menyerukan tindakan menyelamatkan tanah di Propinsi Bali yang merupakan objek wisata dunia dari laju peralihan tanah pertanian menjadi properti yang sedang marak saat ini, seperti hotel, resort, restoran, pabrik dan lainnya serta dari ancaman sampah plastik.

“Saya setuju tanah di Bali harus diselamatkan. Walau pun belum ada data yang menunjukkan pertumbuhan peralihan fungsi tanah dari pertanian menjadi properti, pasti hasilnya sangat mengkhawatirkan,” kata Popo Danies, seorang arsitek, saat berbicara dalam diskusi “Homage to Indonesia Soil” di Ubud, Kabupaten Gianyar, Sabtu,

Ia menyatakan banyak orang di Indonesia dan dunia yang ingin memiliki rumah di Bali, sehingga peralihan fungsi tanah menjadi properti di Pulau Dewata itu sangat masif dan mengkhawatirkan.

Oleh karena itu, Pemerintah Propinsi Bali dan kabupaten, perlu buat regulasi yang mengatur dan menekan laju perubahan fungsi tanah pertanian menjadi properti, agar Bali tetap memiliki lahan yang cukup untuk membangun kemandirian dan ketahanan pangan.

Selain itu, pemda harus mengatur luas lahan pertanian yang wajib dipertahankan di tiap desa guna mencegah sebagian besar tanahnya beralih fungsi dari lahan pertanian ke lahan properti.

Aktivis lingkungan Bali Made Janur Yasa yang memprakrasai Plastic Exchange, program penukaran sampah plastik dengan beras, mengatakan tanah di Bali juga harus diselamatkan dari sampah plastik.

“Kita tidak perlu melakukan tindakan dan rencana yang muluk-muluk. Kita masing-masing rumah mengawasi dan mengamankan sampah rumah sendiri. Pilih dan pisahkan mana sampah plastik (anorganik) dan organik. Sampah plastik jual ke bank sampah sehingga menjadi bernilai,” kata Made Janur Yasa, yang pernah terpilih sebagai CNN Hero itu.

Jika semua orang melakukan hal ini, kata dia, maka tanah akan dapat diselamatkan dari sampah plastik. Produksi pertanian dapat diselamatkan juga. Kemandirian dan ketahanan pangan juga dapat dirawat. Dengan demikian, generasi mendatang pun ikut terselamatkan.

Acara diskusi itu diadakan oleh Dewan Bisnis Marriott Dunia di Indonesia bekerja sama dengan LSM, mempersembahkan ‘Homage to Indonesia Soil’, sebuah acara kepedulian lingkungan yang menampilkan sejumlah aktivis lingkungan dan pengusaha berpengaruh dari berbagai latar belakang profesional di seluruh Indonesia.

Pada Sabtu, 23 April 2022, Marriott Worldwide Business Council di Indonesia menyelenggarakan dua acara. Satu di Jakarta dan satu lagi di Bali. Acara di Bali berlangsung di Sthala, Hotel Tribute Portfolio, Ubud, dan acara Jakarta berlangsung di JW Marriott Hotel.

Para pembicara di Ubud adalah Gilda Sagrado (moderator), artis dan duta besar Selamatkan (Save Soil) Tanah Raline Shah, aktivis lingkungan Plastic Exchange Made Janur Yasa Plastic Exchange dan arsitek Popo Danes

Sementara pembicara di Jakarta adalah The Speakers at JW Marriott Jakarta Ruth Wijaya (moderator), ilmuwan Dr. Nico Wanandy, PhD, artis dan duta besar Selamatkan Tanah (Save Soil) Aura Kasih dan Noni Purnomo – President Commissioner of Blue Bird Group).

Pewarta: Adi Lazuardi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022