Di Jalan Raya Pantura, Inspeksi Kalimalang, Jalan Cikarang-Cibarusah, hingga kawasan industri Lippo Cikarang dan Jababeka serta perumahan padat penduduk seperti Mega Regency Serang Baru dan Tambun Selatan, mulai terlihat jasa penukaran uang yang berderet dengan jarak 100-300 meter.
"Saya memilih buka di sini karena jalur ini merupakan jalur utama yang sering dilewati pemudik kendaraan roda dua dari Jakarta menuju Jawa Barat sampai Jawa Timur," kata seorang jasa penukaran uang, Marulian (23), di Jalan Pantura Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Minggu.
Marulian mengaku sudah menjalankan usaha penukaran uang receh ini sejak tahun 2018 lalu, setiap memasuki musim mudik Lebaran dan tahun ini, ia kembali menawarkan jasa tersebut bersama empat anggota keluarganya.
Baca juga: Penumpang bus AKAP asal Bekasi mulai melonjak
Pria yang bekerja sebagai buruh ini memanfaatkan waktu luang di luar jam kerja untuk menjalankan usaha jasa ini. Pada musim mudik tahun ini, dirinya sudah membuka usaha sejak H-20 hingga H-1 Lebaran nanti.
"Kalau lagi dapat shift kerja malam, saya mulai menukar dari pagi, terus pulang sore. Tapi kalau masuk kerja pagi, sore baru stand by, pulang jam delapan malam. Kalau sekarang masih sepi karena memang Lebaran masih lama. Kadang sehari hanya satu atau dua orang saja. Ramai itu biasanya H-7," katanya.
Sementara itu, Seprianto (28) mengaku memanfaatkan momentum mudik Lebaran untuk menambah pundi-pundi rupiah dengan membuka jasa penukaran uang receh di area bundaran jalan kawasan industri Hyundai, Kecamatan Cikarang Selatan.
Dirinya menyiapkan uang receh mulai dari pecahan Rp2-20 ribu dengan minimal penukaran sebesar Rp100.000. "Pecahan Rp2 ribu, 5 ribu, 10 ribu sampai 20 ribu. Kalau Rp50 ribu tidak ada, karena bisa diambil lewat mesin ATM," katanya.
Baca juga: Jasa Marga rekonstruksi Tol Japek pastikan kenyamanan pemudik
Dia mengambil keuntungan dari jasa penukaran uang receh sebesar 10 persen dari setiap nominal transaksi dan saat memasuki H-7 Lebaran tarif naik menjadi 12 persen.
"Jadi kalau tukar sebanyak Rp100 ribu, biayanya Rp110 ribu. Kalau Rp200 ribu jadi Rp220 ribu. Pokoknya 10 persen tarifnya. Tapi H-7 jadi 12 persen," katanya.
Sepri mengaku pada musim mudik tahun lalu dirinya bisa meraup transaksi hingga Rp25 juta per hari meski saat ini belum mampu menghasilkan banyak karena puncak transaksi baru dimulai tengah pekan depan.
"Kalau tahun ini mudah-mudahan lebih banyak lagi karena sudah diizinkan mudik oleh pemerintah," kata dia.
Baca juga: Kabupaten Bekasi siapkan 17 pospam arus mudik
Baca juga: Kalimalang kini bisa jadi ruang interaksi sosial dan tujuan wisata
Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022