"Sesuai tema Hari Bumi 2022, Invest our Planet, ini adalah upaya ILUNI UI mengambil peran dalam menjaga bumi dengan menginvestasikan kegiatan yang mendukung Sustainable Development Goals," kata Ketua Umum ILUNI UI Andre Rahadian melalui siaran pers, Jakarta, Minggu.
Baca juga: Humas dan Iluni UI raih penghargaan "The 7th PR Indonesia Award 2022"
Kegiatan ini menjadi komitmen ILUNI UI untuk mengambil bagian dalam menjaga lingkungan alam UI.
Saat ini, diketahui enam danau yang berada di UI menjadi tempat perlambatan jalur air dari Puncak Bogor menuju Jakarta. Daerah laluan air tersebut kemudian mengalami pendangkalan akibat sedimentasi serta menjadi daerah yang rawan longsor.
Lebih lanjut, Andre menekankan pentingnya merealisasikan program pembangunan yang mempertimbangkan Environmental Social Governance (ESG).
Program "Vetiver untuk Bumi" melibatkan kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Yayasan Kita Jaga Alam (KJA) yang memberikan dukungan penyediaan bibit vetiver.
"Program penanaman vetiver ini diharapkan mampu menjadi solusi konkret untuk ikut memelihara dan mengembangkan lingkungan alam kampus UI. Menjaga air juga masuk dalam Presidensi G20. Ini peran kita dengan bekerja sama dengan banyak pemangku kepentingan seperti KLHK, BNPB dan organisasi seperti KJA," imbuh Andre.
Sementara Ketua Dewan Pembina Yayasan Kita Jaga Alam (KJA), Doni Monardo mengapresiasi dan berterima kasih atas inisiasi dari kegiatan "Vetiver untuk Bumi".
Menurutnya, Hari Bumi adalah momentum untuk kembali merefleksikan apa kontribusi yang telah diberikan untuk menjaga bumi.
Baca juga: ILUNI UI berikan gelar kehormatan untuk empat tokoh nasional
Baca juga: ILUNI UI sebut teknologi kunci wujudkan kohesi kebangsaan
Doni mengatakan vetiver yang bentuknya alang-alang efektif sebagai tanaman untuk menjaga tanah karena akar serabutnya mencapai beberapa meter ke dalam tanah.
"Hari ini dengan menanam pohon mengingatkan kita akan pentingnya merawat bumi bersama-sama. Upaya ini tidak bisa dilakukan sendirian. Kita semua harus ikut membantu agar bumi tidak makin parah," kata Doni.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022