Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Guru Besar Universitas Mahasaraswati Denpasar Prof. Widnyana mengajak masyarakat untuk membangun kesadaran bersama yang selanjutnya akan mendorong aksi bersama untuk melakukan pengelolaan sampah di Pura secara berkelanjutan.
Dia menegaskan bahwa lingkungan yang bersih akan menjadi investasi bagi masyarakat Batur. Hal itu untuk menarik lebih banyak masyarakat untuk datang ke Batur dan pada akhirnya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Wakil Bupati Buleleng imbau masyarakat kelola sampah berbasis sumber
Sementara itu, narasumber lainnya Daniel Manek memberikan perspektif dari sisi sosial dan ekonomi. Para peserta workshop diajak untuk melihat pengelolaan sampah berkelanjutan sebagai sosiopreuner, yakni sebuah bisnis sosial yang memberikan dampak besar pada orang lain.
Ia mengatakan aspek ekonomi dalam pengelolaan sampah hendaknya dipandang sebagai jalan bagi terbukanya peluang ekonomi lain, misalnya lingkungan yang bersih akan mendatangkan wisatawan.
Di sisi lain jika lingkungan Pura resik dan nyaman, kata dia, warga sudah membantu para pemedek untuk beribadah dengan nyaman.
Baca juga: CSEAS: Model kombinasi penting dalam pengelolaan sampah berkelanjutkan
Baca juga: Galih Donikara: Regulasi ketat jaga gunung bebas sampah
Setelah pemaparan materi, peserta workshop diajak praktik langsung penggunaan alat pencacah sampah dan pembuat kompos yang sebelumnya sudah sempat dipergunakan dalam kegiatan uji coba pengelolaan sampah di Pura Ulun Danu, Batur selama Ngusaba ke dasa.
Dalam acara tersebut, Yayasan Puri Kauhan Ubud menyerahkan bantuan berupa 1 unit motor pengangkut sampah dan 2 unit tempat sampah terpilah kepada Pengempon Pura Ulun Danu Batur.
Workshop dibuka Pembina Yayasan Puri Kauhan Ubud AA Bagus Ari Brahmanta, hadir pula Cokorda Istri Muter Handayani, Kabid Fasilitasi Pengendalian Pembangunan Ekoregion, P3E Bali Nusra, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pewarta: Fauzi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022