Perdana Menteri Australia Scott Morrison, yang menghadapi pemilihan bulan depan, menghadiri kebaktian fajar di Kota Darwin di Northern Territory.
Dalam kesempatan itu, Morrison memberikan penghormatan kepada orang-orang Ukraina yang memerangi invasi Rusia.
"Pada hari khusus ini, saat kita menghormati mereka yang berjuang untuk kebebasan dan kemerdekaan kita, kita mendukung rakyat Ukraina yang melakukan hal yang sama pada saat ini," kata Morrison.
Di seberang Laut Tasman, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan invasi Rusia ke Ukraina menunjukkan bahwa perdamaian tidak dapat diperoleh secara gratis.
"Di Selandia Baru kita mungkin merasakan jarak yang sangat jauh dari konflik ini, tapi kita semua terkait erat dengan apa yang terjadi dalam konflik ini," kata Ardern dalam pidatonya pada Hari Anzac di Auckland.
Bendera Ukraina dikibarkan selama kebaktian fajar Hari Anzac di Museum Auckland. Orang-orang berkumpul mengikuti layanan fajar di seluruh Australia dan Selandia Baru pada Senin tanpa pembatasan pandemi.
Perayaan tersebut dilangsungkan setelah pandemi COVID-19 membatalkan atau membatasi pertemuan dan peringatan publik dalam dua tahun terakhir.
Hari Anzac awalnya memperingati pertempuran berdarah di Semenanjung Gallipoli di Turki selama Perang Dunia Pertama.
Pada 25 April 1915, ribuan tentara dari Korps Angkatan Darat Australia dan Selandia Baru (ANZAC) termasuk di antara pasukan Sekutu yang mendarat di pantai sempit Semenanjung Gallipoli, dalam pertempuran naas yang merenggut lebih dari 130.000 nyawa.
Hari ini, Hari Anzac menghormati semua tentara Australia dan Selandia Baru yang berjuang dalam semua konflik.
"Beberapa tahun terakhir sangat sulit karena COVID-19," kata veteran angkatan laut Ray James, pada layanan fajar di Martin Place Cenotaph Sydney, seperti dilaporkan ABC News.
"Saya sangat senang melihat kerumunan besar yang muncul hari ini."
Sumber: Reuters
Baca juga: Australia, Selandia Baru hormati militer di Hari Anzac
Baca juga: Turki tahan tersangka yang diduga berencana serang ANZAC
Dubes Australia kenang sejarah Perang Dunia II di Bangka Belitung
Pewarta: Mulyo Sunyoto
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022