Peran tiap perempuan penting, termasuk para perempuan yang menjadi ibu rumah tangga.
Ketua DPR RI Puan Maharani berharap Fatayat Nahdlatul Ulama pada usianya yang ke-72 terus berjuang pada isu-isu pemberdayaan perempuan sesuai dengan tujuan berdirinya Fatayat NU pada 24 April 1950.
"Pemberdayaan perempuan harus menjadi prioritas pembangunan," kata Puan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin, menanggapi Harlah Ke-72 Fatayat NU.
Puan menegaskan bahwa pada era modern sekarang ini para perempuan harus berperan dan berkontribusi bagi negeri ini sesuai dengan perannya masing-masing.
Di situlah Fatayat NU berperan untuk membawa umat Islam perempuan menuju kemajuan, sebagaimana ajaran Islam yang sangat populer bahwa perempuan adalah tiang negara. Jika perempuannya baik, baiklah negaranya. Sebaliknya, jika perempuannya rusak, hancurlah negaranya.
"Peran tiap perempuan penting, termasuk para perempuan yang menjadi ibu rumah tangga. Di situlah kunci mengembangkan generasi Indonesia yang unggul. Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Jika ibu mempersiapkan mereka dengan baik, ibu telah mempersiapkan bangsa yang baik dan kuat," kata Ketua DPP PDI Perjuangan ini.
Puan juga berharap Fatayat NU selaku sayap dari organisasi massa Islam terbesar di Indonesia itu terus melakukan kerja-kerja nyata dan terus berdaya untuk bangsa.
"Selamat Harlah Fatayat NU. Terus berjuang dan mengabdi," katanya.
Puan sendiri selama ini memiliki kedekatan khusus dengan Fatayat NU.
Saat menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) pada tahun 2017, Puan membuka acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Fatayat NU di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Pada acara yang dihadiri oleh seluruh perwakilan Pimpinan Wilayah Fatayat NU dari 34 provinsi di Indonesia itu, Puan secara resmi diterima sebagai anggota kehormatan Fatayat NU.
Baca juga: Fatayat NU luncurkan film pendek "KECELE" untuk cegah perkawinan anak
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022