“Dalam tiga bulan pertama 2022 Bank Mandiri berhasil menangkap momentum pertumbuhan ekonomi dan mencatat kinerja positif,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi di Jakarta, Rabu.
Kinerja bisnis yang baik tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan kredit yang secara konsolidasi sebesar 8,93 persen (yoy) yaitu mencapai Rp1.072,9 triliun sepanjang triwulan I tahun ini.
Pertumbuhan kredit ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri yang sebesar 6,65 persen (yoy).
Pertumbuhan kredit tersebut juga selaras dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri yang sebesar Rp1.269 triliun atau tumbuh 7,42 persen (yoy) terutama ditopang digitalisasi lewat Livin’ by Mandiri.
Digitalisasi lewat Livin’ by Mandiri meningkatkan dana murah atau current account and saving account (CASA) bank only yang tumbuh 10,93 pereen (yoy) menjadi Rp748,6 triliun dengan rasio CASA mencapai 75 persen.
“Ini jauh di atas rata-rata industri perbankan,” ujarnya.
Realisasi itu pun berhasil mendorong pertumbuhan aset Bank Mandiri pada akhir kuartal pertama 2022 menjadi Rp1.734,1 triliun atau tumbuh sebesar 9,47 persen (yoy).secara tahunan.
Darmawan menjelaskan, pencapaian ini merupakan hasil dari eksekusi strategi secara disiplin dan prudent yang dimaksimalkan perseroan dalam dua tahun terakhir.
Bank Mandiri juga telah mampu meningkatkan efisiensi yakni tercermin dari posisi rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) di level 56,37 persen yang jauh di bawah rata-rata industri.
Darmawan menambahkan, pertumbuhan kredit Bank Mandiri telah merata di berbagai segmen dengan segmen wholesale yang menjadi core competence yakni tumbuh 7 persen (yoy) atau Rp549,8 triliun.
Selain itu, berkat implementasi bisnis ke arah digital pertumbuhan kredit ritel Bank Mandiri juga mampu mencetak pencapaian positif yaitu mencapai Rp292,5 triliun atau tumbuh 10,37 persen (yoy).
Hal ini terutama didorong oleh segmen mikro produktif yang tumbuh 19,69 persen (yoy) dan SME yang tumbuh 10,97 persen (yoy).
Pencapaian segmen Mikro terutama ditopang oleh penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp10,49 triliun per Maret 2022 yakni setara dengan 26,2 persen dari total plafon KUR sebesar Rp40 triliun sepanjang 2022.
Terakhir, Bank Mandiri juga memprioritaskan prinsip kehati-hatian dengan hasil rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang terus membaik.
NPL gross secara konsolidasi terjaga pada level rendah 2,66 persen per Maret 2022 atau menurun 49 basis poin (bps) dari posisi yang sama tahun sebelumnya.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022