Diperlukan dana kesehatan untuk meningkatkan respons global terhadap COViD-19 dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi pandemi di masa depan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Presidensi G20 Indonesia berkomitmen membangun arsitektur kesehatan global yang lebih baik dengan menutup kesenjangan pembiayaan kesehatan antara negara maju dan berkembang.
"Diperlukan dana kesehatan untuk meningkatkan respons global terhadap COViD-19 dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi pandemi di masa depan," katanya dalam CSIS Global Dialog 2022 yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Investasi dengan jumlah yang signifikan untuk memperbaiki arsitektur kesehatan global dan skema pembiayaan yang lebih inovatif masih perlu dimobilisasi.
Menurutnya COVID-19 telah menunjukkan bahwa dunia kekurangan sumber daya untuk membuat setiap negara siap menghadapi pandemi. Hal ini tampak juga dari vaksinasi yang tidak merata dimana tingkat vaksinasi negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah masih rendah.
"Negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah harus didorong untuk mereformasi sektor kesehatan mereka untuk memenuhi target global pada vaksinasi, diagnosa COVID-19, dan pengobatan," katanya.
Selain pada sektor kesehatan, pandemi COVID-19 juga berdampak pada sektor pendidikan dimana 1,5 miliar anak sulit mengakses pendidikan karena pandemi, dan 30 juta di antara anak-anak yang putus sekolah diperkirakan tidak akan kembali bersekolah.
Bank dunia memperkirakan bahwa tahun depan pengeluaran pendidikan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah berpotensi turun 100 sampai 150 miliar dolar AS dari yang direncanakan sebelumnya.
"Biaya ekonomi jangka panjang dari learning loss berarti terdapat potensi kerugian dalam output produktivitas di masa depan," katanya.
Baca juga: JFTHT G20 wadah susun rencana aksi pembiayaan kesehatan global
Baca juga: DPR akan kawal usulan cukai rokok untuk pembiayaan kesehatan
Baca juga: AFPI: Sektor pembiayaan kesehatan dan "consumer goods" meningkat
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022